TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Australia mengatakan, analisis terbaru menegaskan bahwa upaya pencarian pesawat MH370 yang hilang pada 8 Maret 2014, telah dibuat di daerah yang tepat.
Tim pencari sudah membuat pencarian di area seluas 120.000 kilometer persegi di Samudra Hindia sejak tahun lalu, tetapi sejauh ini belum menemukan adanya jejak pesawat malang itu.
Sirip sayap dari pesawat Boeing 777-200ER ditemukan hanyut di Pulau Reunion pada Juli 2015 lalu, tapi tidak ada jejak lainnya yang ditemukan.
Analisis terbaru dari lembaga Departemen Pertahanan menyebutkan, 'kemungkinan' tempat terakhir pesawat itu berada dalam area pencarian sekarang.
Wakil Perdana Menteri Australia, Warren Truss, dalam satu pernyataan juga mengatakan analisis terbaru menunjukkan penerbangan pesawat nahas itu kemungkinan berakhir di bagian selatan area pencarian sekarang.
Pencarian pesawat Malaysia Airlines saat ini berfokus pada 120.000 kilometer persegi dari Samudra Hindia selatan di Australia Barat.
Laporan Biro Keselamatan Transportasi Australia dirilis Kamis menunjukkan area kunci pencarian ke arah bujur barat, kira-kira sepanjang 700 kilometer.
Namun laporan ATSB menekankan bahwa hasil pencarian dan informasi baru lainnya tengah dievaluasi. "Setiap bukti lebih lanjut yang kami dapat yang mungkin relevan dengan area pencarian akan dipertimbangkan," kata Ketua Tim Pencarian, Marshall Sir Angus Houston.
Pencarian di daerah sekarang yang berada lebih 1.800 kilometer di barat daya Australia, dimulai pada Oktober tahun lalu. Pencarian di daerah itu adalah berdasarkan informasi satelit yang melacak penerbangan pesawat itu.
MH370 yang terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing menghilang dengan 227 penumpang dan 12 awak. Jalur penerbangan terakhir dari pesawat, yang dialihkan hingga ribuan kilometer dan menyebabkannya menghilang, masih menjadi misteri.
THE GUARDIAN|YON DEMA