TEMPO.CO, Xi'an - Kisah ini sungguh menginspirasi dan dapat menjadi berita gembira bagi para wanita. Seorang ibu di Cina dilaporkan telah memberikan putrinya, Yang Hua, karunia kesuburan dengan menyumbangkan rahimnya.
Yang Hua sebelumnya tidak pernah mengalami periode menstruasi. Ia bingung saat banyak temannya mulai menstruasi pada masa pubertas sementara dia tidak. Baru pada 2013, wanita itu, kini berusia 22, menyadari bahwa ia tidak memiliki rahim.
Dokter segera melakukan pemeriksaan ultrasonografi atau USG dan menegaskan bahwa Yang menderita kelainan bawaan yang mengancam dirinya, sehingga ia tidak dapat mengandung dan melahirkan seorang anak.
Saat Yang dan suami berada dalam situasi putus asa untuk memiliki anak, dokter di Rumah Sakit Xijing bekerja sama dengan Universitas Kedokteran Militer Keempat di Xi'an, ibu kota Provinsi Shaanxi, Cina, mengusulkan satu-satunya pilihan yang layak, yakni transplantasi rahim, prosedur ke-12 dari jenis transplantasi yang ada di dunia.
Operasi seperti itu dikatakan hanya pernah beberapa kali dilakukan di dunia. Petugas medis pun harus menjalani tantangan berat karena kompleksitas dari pembuluh darah dan adanya risiko tinggi penolakan.
Namun keputusan untuk melakukan itu diambil cepat oleh Yang dan pasangan karena fakta bahwa ibu Yang sendiri yang akan menjadi pendonor. Laporan yang dikutip dari Mirror menyatakan ibu Yang, 43 tahun, yang ingin putrinya memiliki "masa depan yang subur", setuju melakukan transplantasi setelah rahimnya dinyatakan cocok dengan Yang.
Dokter Chen Biliang, kepala kebidanan dan ginekologi di rumah sakit, mengatakan operasi telah direstui dan mendapat persetujuan komite etik. Komite menyatakan, karena hubungan ibu-anak, tidak akan ada risiko konflik hukum atas keturunan Yang pada masa depan.
Pada 20 November 2015, tim dari 38 ahli bedah dan robot bedah Da Vinci sukses melakukan operasi transplantasi pada Yang dan ibunya dalam proses yang memakan waktu 14 jam. Kondisi ibu dan anak itu kini dilaporkan sudah pulih.
Dokter Chen mengatakan operasi ini, yang pertama dilakukan di Cina, menawarkan harapan kepada pasien lain yang lahir tanpa rahim atau yang dipaksa untuk mengangkatnya karena kanker atau penyakit lain.
MIRROR.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA