TEMPO.CO, Dakkar - Kelompok bersenjata melakukan penyerangan di Hotel Radisson, Bamako, Mali, dan menyandera 170 orang. Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad. Seperti dilansir Reuters, Keita tengah menghadiri pertemuan G-5 di Sahel, Chad. Serangan yang terjadi ini dikabarkan menewaskan tiga orang dan sekitar 170 orang disandera.
Melalui akun Twitter-nya, Keita menegaskan dirinya akan kembali ke Bamako dalam waktu beberapa jam ke depan. Sementara di saat yang sama, pasukan PBB dibantu Prancis, dalam perjalanan dari Paris ke Bamako. Pasukan itu diisi pasukan elite polisi Prancis yang ditugaskan untuk membantu kondisi darurat ini.
Pasukan khusus Mali memasuki hotel mewah Radisson Blu di Bamako, setelah ratusan orang disandera kelompok Islam bersenjata. “Mereka berhasil masuk ke dalam hotel. Operasi pembebasan sedang berjalan,” kata sumber polisi kepada kantor berita Reuters, Jumat, 20 November 2015.
Sementara perusahaan yang mengelola hotel itu, Rezidor Group, mengatakan menerima informasi hanya ada dua orang bersenjata.
Tiga dari tujuh staf maskapai penerbangan Turkish Airlines yang terperangkap di dalam hotel ketika sekelompok orang bersenjata menyerang, berhasil melarikan diri.
REUTERS | AP