TEMPO.CO, Bamako - Sejumlah pria bersenjata menyerbu hotel bintang lima di ibu kota Mali, Bamako, pada Jumat pagi, 20 November 2015, waktu setempat. "Mereka menyandera 170 tamu hotel," ujar beberapa saksi mata kepada Al Jazeera.
Saksi menjelaskan, para penyerang meneriakkan "Allahu Akbar" disertai tembakan senjata api otomatis ke arah Hotel Radisson Blu yang memilik 190 kamar di pusat kota sebelum menyerbu ke dalam hotel tersebut.
Berbicara kepada Al Jazeera melalui sambungan telepon, pemilik hotel, Garba Konate, mengatakan sekelompok penyerang muncul sekitar tiga jam sebelum aksi dimulai. "Sekitar sepuluh pria bersenjata tiba dini hari dan menembaki seluruh petugas keamanan hotel," ucap Konate.
BACA PULA
Mata Velove Vexia Merah, OC Kaligis Sudah Siapkan Pledoi
Kasus Setya Novanto: Ruhut: Kayak Gitu Bisa Jadi Ketua DPR
Salah seorang tamu yang menginap di hotel tersebut adalah warga Nigeria, Aliko Dangote. Dia orang paling kaya di Afrika. "Saya mendengar suara tembakan ke hotel," ujar Ibrahim, 28 tahun, yang bekerja di pusat kebudayaan berjarak 40 meter dari hotel tersebut.
"Segera setelah saya melihat seorang petugas keamanan lari keluar dalam keadaan luka, dia mengatakan kepada saya para penembak sangat cepat melakukan aksinya, dia tidak tahu berapa yang melakukan penyerangan," katanya kepada Al Jazeera.
Pemilik hotel menerangkan, menurut informasi yang diperoleh ada dua orang terkunci di dalam hotel, adapun 140 tamu dan 30 karyawan disandera pelaku penyerangan.
BACA JUGA
Raffi Dianggap Lecehkan Wartawan, Ini Pendapat Dewan Pers
Tersangka Teroris Paris ke Pesantren Bandung, Ini Tujuannya
Mengutip keterangan sumber keamanan, kantor berita Reuters melaporkan, para pria bersenjata itu tiba ke hotel dengan sebuah kendaraan pada sekitar pukul 07.00, Jumat, 20 November 2015, waktu setempat. Mereka langsung menyeruak ke dalam hotel melalui pos penjagaan sembari meneriakkan "Allahu Akbar". Sebelumnya mereka menembaki petugas keamanan.
Seorang warga Cina yang terperangkap di dalam hotel mengatakan kepada kantor berita Cina, Xinhua, dia mendengar suara tembakan di luar kamarnya pada pukul 06.30, Jumat, 20 November 2015, waktu setempat. "Saya mencium asap di lorong dan kamar," ucapnya.
Dia berusaha menggunakan jaringan layanan Internet hotel tapi tak berfungsi dan ketika dia menelepon resepsionis tak ada jawaban. Pria yang diidentifikasi dengan nama akhir Chen itu mengirimkan video dan foto ke sejumlah kantor berita dari hotel, menunjukkan beberapa polisi berdiri bersama orang-orang bersenjata. Mereka menutup seluruh akses ke hotel.
AL JAZEERA | WASHINGTON POST |CHOIRUL AMINUDDIN
BERITA MENARIK
Dicurigai, Wanita Muslim Ini Sampai Diturunkan dari Pesawat
Di Bandung, Tersangka Teroris Paris Jual Mobil: Untuk Apa?