TEMPO.CO, Paris - Malam Minggu di Paris, lazimnya ramai dengan aneka turis dan warganya yang menghabiskan malam akhir pekan. Tapi tidak pada Sabtu malam, 14 November 2015. Malam pertama setelah teror berdarah meruyak Ibu Kota Prancis itu, sepanjang jalan meski masih ada lalu-lalang mobil dan orang membunuh waktu, tapi jadi malam tersepi bagi warga kota. "Orang memilih diam dan tidak keluar rumah," kata pegawai hotel di Distrik 19, Paris, yang ditemui Tempo, Sabtu, 14 November 2015.
Tempo masuk ke Paris melalui jalan darat dari Belanda melalui Belgia, dan masuk Kota Lille. Semua pemeriksaan imigrasi juga berjalan normal, tak ada penjagaan ketat atau penambahan pasukan keamanan untuk berjaga di kawasan perbatasan, seperti yang diumumkan Presiden Prancis Francois Hollande ketika menyatakan negaranya dalam keadaan darurat.
BACA: TEROR PARIS: Para Penebar Maut Ada 3 Tim, Ada yang Lain?
Sebanyak 1.500 tentara dikerahkan untuk membantu polisi menjaga keamanan. Dalam pernyataannya, seperti dikutip Fox News, Sabtu, 14 November 2015, Hollande menyebut ini adalah yang pertama dalam sejarah Prancis setelah Perang Dunia II.
Jalanan Paris, tak terlalu lengang di Sabtu, malam Minggu. Hingga pukul 03.00, waktu setempat, ketika Tempo berada di kota itu, masih banyak anak-anak muda di Distrik 19, Paris, tepatnya di Quai de La Seine, nongkrong atau melewati trotoar. Tak terlihat aparat keamanan di jalan. Sesekali saja beberapa polisi dan tentara berpakaian hitam-hitam tampak di halaman depan gedung pemerintah.
Meski ramai hingga dinihari, tapi warga Paris yang ditemui Tempo menyebut, akhir pekan kali ini sangat sepi. "Saya sudah setahun di sini, dan tadi malam adalah malam Minggu tersepi," ujarnya.
SIMAK: TEROR PARIS: Berpaspor Suriah, Peneror Berkedok Pengungsi
Banyak toko-toko memilih tutup, termasuk sejumlah kawasan wisata. Menara Eiffel di Champ de Mars di tepi Sungai Seine, Paris, yang biasanya penuh turis hingga dinihari itu, kali ini gelap gulita. Suasana sepi kian terasa, dan membuat Paris, meski ramai, terasa berduka. Pengelola kawasan wisata Eiffel dan Louvre sejak peristiwa serangan itu, menyatakan dua kawasan ikon Kota Paris itu ditutup hingga waktu yang tak bisa ditentukan.
Selama ini, Paris menjadi negara tujuan wisatawan mancanegara yang jumlah mencapai 85 juta orang per tahun, meski penduduknya berjumlah sekitar 60 juta jiwa, dengan Menara Eiffel sebagai ikon global Prancis dan salah satu struktur terkenal di dunia.
PURWANI DIAH PRABANDARI (PARIS)