TEMPO.CO, Kuala Lumpur -Pemerintah Malaysia dalam waktu dekat akan mengeluarkan aturan baru penggunaan kereta belanja atau troli di setiap supermarket.
Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kepenggunaan (KPDNKK), Datuk Hamzah Zainudin menyebutkan bahwa setiap supermarket harus menyediakan dua jenis troli, yakni troli halal dan non halal.
Dalam aturan tersebut, troli dibagi menjadi dua warna menurut halal haramnya. Troli tidak halal berwarna merah dan halal berwarna lain. Aturan ini dimulai tahun depan.
Meskipun belum resmi diterapkan, namun beberapa supermarket telah menerapkannya, seperti yang terdapat di supermarket NSK Kuchai Lama.
Seperti yang dilansir Malaysiakini pada 13 November 2015, pelaksanaan isolasi troli halal dan tidak halal tersebut umumnya dapat diterima pelanggan karena menghormati agama Islam.
Namun, ada sejumlah kecil pelanggan tidak puas dengan langkah ini karena menyusahkan pembelian dan membuat negara tersebut makin Islamisasi.
Menurut seorang karyawan manajemen yang enggan disebutkan namanya, langkah itu telah dilaksanakan sejak lebih setahun yang lalu dan apa yang diumumkan oleh menteri baru-baru ini tentang pembedaan warna akan dimulai tahun depan.
Tapi troli halal dan tidak halal di supermarket NSK itu tidak membedakan warna. Sebaliknya troli tidak halal dilabeli dengan papan tanda "non-halal" sebaliknya troli halal tidak ditempatkan label.
Seorang manajer restoran Alice Houng, 33 tahun, mengatakan tidak keberatan dengan aturan tersebut. Sebaliknya, katanya, langkah tersebut baik untuk orang Islam karena membantu mengurangi risiko tersentuh kepada sisa-sisa makanan yang tidak halal.
"Dari sudut agama, saya menghormati mereka karena ini sangat penting untuk orang Islam," katanya.
"Sejauh ini, saya dapat menerima langkah ini, namun jikalau pembatasan yang berlebihan, saya akan membantah.
Kabar tersebut juga mengundang berbagai reaksi dari warga Malaysia terutama netizen di dunia maya baik yang pro maupun kontra.
Di situs sosial, rata-rata berpendapat hal tersebut tidak perlu mengingat itu bukan merupakan suatu kebutuhan. Ini berdasarkan fakta bahwa agama Islam bukan sebuah agama yang menyusahkan.
Seorang netizen, Wan Ji Wan Hussin menganggap isolasi troli bukan solusi dalam menentukan tingkat 'kebersihan' troli yang digunakan. Sebaliknya, banyak berpendapat lebih baik pengguna menggunakan kebijaksanaan sendiri dalam menilai hal tersebut.
Dalam kenyataannya sebelum ini, Datuk Hamzah mengatakan hukum pengasingan troli itu masih di tahap diskusi dan kajian menyeluruh perlu dilakukan mengingat ia membutuhkan alokasi biaya yang tinggi.
MALAYSIAKINI|YON DEMA