TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria yang dipercaya sebagai manusia paling tinggi di dunia meninggal akibat komplikasi penyakit yang bersumber dari tingkat pertumbuhannya yang terlalu cepat.
Pornchai Saosri, yang memiliki ketinggian 2,69 meter, meninggal pada usia 26 tahun di kediaman keluarganya di Desa Ban Takaeo, di wilayah Prasat, Thailand, pada Senin, 9 November 2015.
Seperti dilansir Daily Mail pada 11 November 2015, pria yang dipanggil Oaf oleh keluarganya tersebut baru-baru ini dirawat di rumah sakit dan hanya mampu berbaring karena menderita berbagai penyakit.
Oaf dilaporkan sebagai pria paling tinggi di dunia, tapi ia tidak pernah mendapat pengakuan resmi karena tidak mampu berdiri lurus dan ketinggiannya hanya diukur ketika duduk.
Pria paling tinggi di dunia yang dicatat dalam Rekor Dunia Guinness kini dipegang Sultan Kosen dari Turki, yang memiliki tinggi badan 2,51 meter.
Oaf menderita penyakit darah tinggi dan meninggal tak lama pulang dari rumah sakit setelah dirawat selama seminggu.
Pria itu dijaga ibunya, Woen Saosri, 56 tahun, dan ayahnya, Saran, 60 tahun, serta anak saudara perempuannya yang berusia 15 tahun.
Woen dilaporkan mendapati anaknya sudah tidak bernyawa ketika pulang ke rumah setelah mengambil upah mencuci piring.
Keluarga Pornchai sebelum ini pernah merayu orang banyak untuk membantu membiayai perawatan medis pria itu.
Oaf ketika itu mengatakan ingin sebuah tempat tidur yang bisa digerakkan ke atas dan ke bawah seperti di rumah sakit untuk memudahkan pergerakannya.
"Saya juga ingin memiliki uang untuk membayar utang ibu saya yang sudah tua ini," katanya.
DAILY MAIL | YON DEMA