TEMPO.CO, Beijing - Beberapa pria Cina yang bekerja jauh dari rumah untuk waktu yang lama dilaporkan telah membeli boneka seks mahal. Boneka itu dijadikan teman kencan agar mereka tidak perlu selingkuh dan membohongi istri.
Situs berita Mirror, 10 November, mengatakan jutaan orang di Cina meninggalkan keluarga mereka untuk bekerja di kota. Mereka hanya kembali ke rumah setiap akhir pekan. Banyak di antara mereka --sebagian besar pria-- merasa perlu mencari ‘kehangatan’ alternatif. Dengan keberadaan boneka seks, mereka tak perlu mencari pelacur atau terlibat seks bebas.
Fakta itu paling tidak diakui oleh seorang desainer otomotif bernama Liu, 29 tahun. Dia rela mengeluarkan £ 1,400 atau sekitar Rp 28,8 juta untuk membeli sebuah boneka seks. Liu mengatakan telah menikah selama lebih dari satu dekade dan memiliki seorang balita. Dia tidak ingin menjadi pria tidak setia, tapi masih perlu menyalurkan keinginan seksualnya.
"Jujur, sangat mudah hanya membayar sedikit uang untuk menemukan seorang wanita di Cina, tapi saya tidak bisa menipu istri saya," kata Liu kepada The Japan Times, dikutip dari laman Mirror.
Sementara Yi Jiange, salesman di Micdolls, toko peralatan seks di Beijing, mengatakan kliennya kebanyakan adalah profesional yang berusia antara 30 sampai 40 tahun. "Jika seorang pria yang sudah menikah menolak untuk mencari pelacur dan menggunakan boneka sebagai gantinya, bukankah itu mengagumkan?" katanya.
Jiange menambahkan, beberapa orang secara emosional menjadi terikat dengan boneka seks mereka. Mereka membentuk kelompok yang menyebut diri "teman boneka" dan menggunakan forum online untuk berbagi ulasan, pengalaman, dan saran. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah mereka meningkat dari beberapa ratus menjadi dari 20 ribu. Dengan peningkatan itu, penjualan boneka seks di Cina diperkirakan mendapat keuntungan hingga £ 10,3 miliar poundsterling atau 212 triliun rupiah per tahun.
MIRROR.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA