TEMPO.CO, Mekah - Tragedi saling injak yang menimpa jemaah haji bulan lalu di Arab Saudi dilaporkan telah memakan korban sedikitnya 2.110 jemaah. Laporan baru penghitungan kantor berita Associated Press itu disampaikan pada Senin, 19 Okotber 2015, setelah para pejabat di Kerajaan bertemu membahas tragedi itu.
Angka AP, sebagaimana dikutip dari laman ABC News, 19 Oktober 2015, berasal dari laporan media negara dan komentar para pejabat 30 dari 180 negara yang mengirimkan warganya untuk mengikuti ziarah tahunan selama lima hari. Iran menjadi negara paling merasakan dampak dengan jumlah warganya yang tewas mencapai 465 jamaah.
Banyak juga korban dari kawasan Afrika. Nigeria mengatakan mereka telah kehilangan 199 jemaah, sementara Mali kehilangan 198 orang, Kamerun kehilangan 76 orang, Nigeria kehilangan 72 orang, Senegal kehilangan 61 orang, sementara Pantai Gading, dan Benin masing-masing kehilangan 52.
Negara lain termasuk Mesir dengan korban tewas mencapai 182 orang, Banglades dengan 137 orang, India dengan 116 orang, Pakistan dengan 102 orang, Etiopia dengan 47 orang, Chad dengan 43, Maroko dengan 33 orang, Sudan dengan 30 orang, Aljazair dengan 25 orang, Burkina Faso dengan 22, dan Tanzania dengan 20 orang.
Sedangkan Somalia mencatat 10 warganya tewas, Kenya dengan 8 orang, Ghana dan Turki dengan masing-masing 7 orang, Myanmar dan Libya dengan masing-masing 6 orang, Cina dengan 4 orang, Afganistan dengan 2 orang, dan Yordania serta Malaysia dengan 1 orang. Indonesia sendiri harus kehilangan 126 jemaah.
Insiden mematikan terparah sebelumnya terjadi pada 1990 saat 1.426 orang dilaporkan tewas. Putra Mahkota Mohammed bin Naif bin Abdul Aziz, yang merangkap menteri dalam negeri, turut mengawasi pertemuan Minggu. Namun pejabat negeri itu tidak mengomentari resmi terhadap jumlah korban tewas yang meningkat.
Jumlah korban tewas menurut pernyataan negara itu sejak 26 September 2015 baru mencapai 769 orang dan 934 luka-luka. "Putra mahkota merasa yakin pada kemajuan penyelidikan," kata laporan Saudi Press Agency. "Dia mengarahkan anggota komite untuk melanjutkan upaya mereka menemukan penyebab kecelakaan."
Seperti yang pernah dilaporkan laman ABC News, Raja Salman telah memerintahkan penyelidikan atas tragedi pada 24 September 2015 di Mina, di luar kota suci Mekah. Bencana itu menjadi yang paling mematikan dalam sejarah ibadah haji tahunan, dan muncul setelah runtuhnya derek di Mekah awal bulan yang menewaskan 111 jemaah.
Kedua bencana telah merusak acara haji perdana di bawah pengawasan Raja Salman karena ia baru naik tahta awal tahun ini.
ABC NEWS | MECHOS DE LAROCHA
Baca juga:
Kalla Mau Evaluasi KPK, Terlalu Banyak Tangkap Orang?
PDIP Siaga, PAN Diajak Bicara: Ada Reshuffle Kabinet?