TEMPO.CO, Manila - Mantan ibu negara Filipina, Imelda Marcos, dilaporkan kecewa karena anaknya hanya akan bertarung sebagai wakil presiden dalam pemilihan Mei 2016. Padahal bekas ibu negara yang kondang karena doyan berfoya-foya itu berharap putranya akan mengikuti jejak mendiang ayahnya ke istana presiden, Malacanang.
Senator Ferdinand Marcos Jr, satu-satunya putra dari mendiang diktator dengan nama yang sama dan memerintah Filipina selama hampir dua dekade, mengatakan pekan ini dia akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden, meskipun ia belum menemukan pasangannya.
"Ibu saya memang kecewa," kata Marcos, 58 tahun, yang dikenal dengan julukan "Bongbong", kepada wartawan, Rabu 7 Oktober 2015 seperti dilansir Channel Newsasia. "Dia ingin saya menjadi presiden sejak saya berusia tiga tahun. Bayangkan betapa kecewanya dia."
Ayahnya, Ferdinand Marcos, dipaksa turun dari kekuasaan oleh pemberontakan rakyat pada 1986 dan meninggal di pengasingan pada 1989. Ibunya, Imelda, terkenal dengan koleksi sepatunya, kini berusia 86 tahun.
Imelda Marcos sejauh ini belum bersedia memberikan banyak komentar. Dia hanya berbicara tentang kebanggaan pada anaknya dan bagaimana ia akan lebih bangga jika Marcos Jr mencari posisi tertinggi di negeri itu.
Lebih dari 54 juta warga Filipina akan memilih presiden dan wakil presiden, sekitar 18 ribu anggota parlemen dan pejabat pemerintah daerah dalam pemilu Mei mendatang.
Para investor mengamati dengan seksama suksesi di salah satu negara dengan perkembangan ekonomi tercepat di Asia ini, berharap tidak ada yang akan menggagalkan keberhasilan yang dibuat selama pemerintahan Presiden Benigno Aquino.
Marcos muda yang menyelesaikan pendidikan di Inggris, telah menjadi legislator dan eksekutif pemerintah daerah selama hampir setengah hidupnya. Meski begitu, keputusannya tidak bertarung untuk jabatan tertinggi dianggap sebagai pilihan yang realistis karena dukungan kepadanya menurun.
Marcos mengatakan sejarawan akan menghakimi kebijakan dan aturan dibuat ayahnya dan pemilih saat ini ingin pegawai negeri yang baik. Tetapi dia juga mengatakan mendapatkan keuntungan dari namanya yang terkenal.
"Menjadi Marcos telah memberi saya keuntungan. Saya tidak akan memiliki itu jika saya bukan Marcos," katanya. "Dalam politik, sangat jelas, tentu saja, identitas nama itu penting."
CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA