TEMPO.CO, Assawiya - Seorang reporter stasiun televisi Lebanon menjadi sorotan karena tetap melanjutkan tugas siaran langsung meski berbalut perban akibat terkena serpihan peluru milik Israel.
Hana Mahameed, jurnalis televisi Al-Mayadeen, cedera setelah terkena serpihan peluru gas yang ditembak tentara Israel ketika sedang meliput pertempuran antara polisi Israel dengan demonstran Palestina di kota As-Sawiya.
Melalui video yang disiarkan Al-Mayadeen, sekelompok pria terlihat berputar-putar di satu daerah sebelum mereka kemudian dihujani beberapa butir peluru gas.
Kemudian salah satu peluru tersebut meledak dan serpihannya mengenai bagian kiri wajah Hana yang ketika itu sedang meliput.
Seperti dilansir Independent pada Rabu 5 Oktober 2015, akibat terkena pecahan peluru tersebut, Hana pun menjerit kesakitan dan mengejutkan semua orang yang berada di lokasi. Dia kemudian segera dibawa ke rumah sakit untuk menerima perawatan.
Begitu diizinkan keluar rumah sakit setelah lukanya diobati, Hana melaporkan bahwa polisi Israel menembakkan peluru gas itu tepat ke arah kelompok media yang sedang meliput. Kemudian Hana terlihat muncul di kamera dengan kondisi wajah dan lehernya berbalut perban demi melanjutkan liputannya.
Raed Sobies, seorang rekan dari Hana, mengatakan Hana tidak terluka serius, tetapi mendapatkan "luka di wajah dan lehernya" dan bahwa dokter telah menyarankan dia untuk mengambil waktu cuti untuk pemulihan.
Namun, dia terpaksa terus bekerja, sambil menunggu reporter lain mendapatkan akses ke wilayah Israel-Palestina.
INDEPENDENT|YON DEMA