TEMPO.CO, Sydney - Pemerintah Australia menggerebek sebuah masjid di wilayah barat Sydney, setelah seorang remaja pria menembak mati seorang pegawai sipil Markas Kepolisian New South Wales pada Jumat lalu.
Seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa, 4 Oktober 2015, polisi Negara Bagian New South Wales terlihat memasuki Masjid Parramatta di Marsden Street pada Sabtu lalu.
Siswa SMA berusia 15 tahun, Farhad Khalil Mohammad Jabar, dilaporkan mengunjungi masjid di Parramatta sebanyak dua kali, sebelum menembak mati Curtis Cheng dari jarak dekat, di luar markas polisi wilayah New South Wales. Tersangka yang lahir di Iran tapi keturunan Kurdi, Irak, ini kemudian tewas ditembak polisi.
"Polisi mendapat surat perintah dari pengadilan untuk menggeledah masjid ini, dan kami menerima kerja sama yang baik dari pemimpin agama di sini," kata polisi dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam.
Mereka menghabiskan kurang dari sepuluh menit di dalam masjid sebelum tengah hari dan menolak mengomentari apakah pencarian tersebut terkait dengan penembakan. Namun penggerebekan itu dilakukan dalam upaya membendung paham radikal untuk kalangan pemuda Islam di Australia.
Komisaris Polisi Andrew Scipione mengatakan pihaknya percaya penembakan oleh remaja itu "bermotif politik dan terkait dengan terorisme".
Perdana Menteri Malcolm Turnbull menggambarkan kejadian itu sebagai serangan teror, tapi dia enggan menyalahkan komunitas muslim di daerah tersebut.
SYDNEY MORNING HERALD | YON DEMA