TEMPO.CO, Manama - Bahrain menarik duta besarnya dari Iran memerintahkan Teheran memulangkan utusan khususnya dalam waktu 72 jam karena Negeri Mullah itu dituding telah ikut campur urusan dalam negeri.
Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Bahrain, Kamis, 1 Oktober 2015, sebagaimana dikutp kantor berita BNA, mengatakan, "Penarikan itu sebagai jawaban atas campur tangan Iran terhadap Kerajaan."
Bahrain berpenduduk mayoritas muslim Syiah yang diperintah oleh dinasti Sunni didera berbagai kerusuhan sejak munculnya gerakan pro-demokrasi pada 2011. Menurut tudingan Kerajaan, Syiah Iran berada di balik aksi tersebut. "Iran melakukan intervensi."
Pernyataan Kementerian menerangkan, Iran mendukung aksi sabotase dan terorisme di Bahrain. "Untuk melakukan aksinya, Iran membentuk kelompok teroris bersenjata dan melindungi mereka."
Otoritas Bahrain pada Rabu, 30 September 2015, mengatakan bahwa mereka telah menemukan setumpuk senjata dalam jumlah besar dan menahan sejumlah orang yang diduga memiliki hubungan dengan Iran dan Irak.
Sementara itu kantor Kementerian Dalam Negeri Bahrain di Ibu Kota Manama dalam pernyataannya mengatakan, aparat keamanan menemukan bahan peledak di sebuah rumah di kota berpenduduk mayoritas Syiah, Nuwaidrat.
"Petugas menemukan bungkusan satu ton bahan peledak, serta senjata otomatis laras panjangm pistol, dan granat tangan," bunyi pernyataan Kementerian Dalam Negeri.
Pada Agusutus 2015, bahrain menahan lima orang diduga memiliki hubungan dengan Iran terkait dengan bom yang menemaskan dua petugas kepolisian di negara pulau tersebut.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN