TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana, mengatakan perjuangan untuk mendapatkan pengakuan dunia terhadap kemerdekaan Palestina belum selesai meskipun bendera negara tersebut sudah dikibarkan di Markas PBB.
"Tentu saja pengibaran bendera Palestina di PBB itu merupakan sejarah. Namun perjuangan belum selesai karena negara-negara seperti Amerika Serikat dan sekutunya belum mengakui," kata Hikmahanto saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 2 Oktober 2015.
Hikmahanto mengatakan pengibaran bendera Palestina itu menunjukkan bahwa PBB sudah mengarah pada posisi mengakomodasi aspirasi masyarakat internasional yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara. (Lihat video Bendera Palestina Akhirnya Berkibar di PBB)
Untuk lebih memperkuat pengakuan dunia internasional terhadap Palestina, Hikmahanto mengatakan Indonesia bisa memprakarsai konferensi yang menghadirkan faksi-faksi yang ada di Palestina dan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
"Konferensi tersebut bisa diadakan di Indonesia, dengan juga mengundang negara-negara yang belum mengakui Palestina, seperti Amerika Serikat dan sekutunya," tuturnya.
Sebelumnya, bendera Palestina dikibarkan di tiang bendera di kebun mawar di Markas Besar PBB, New York, Rabu, 30 September 2015.
Palestina, yang akhirnya diterima sebagai negara non-anggota PBB, memperoleh dukungannya pada awal September dari Sidang Majelis Umum PBB untuk mengibarkan benderanya di PBB, berdampingan dengan bendera negara anggota badan dunia tersebut.
"Saya katakan kepada rakyat saya di mana saja, kibarkan bendera Palestina setinggi mungkin karena itu adalah lambang identitas Palestina kita," kata Presiden Palestina Mahmud Abbas, seperti dilansir Xinhua.
XINHUA | ANTARA