TEMPO.CO, Anhui - Ketika teman seusianya sedang menikmati kehidupan remaja, seorang remaja 15 tahun di Cina harus berkorban dengan meminta sedekah untuk merawat ayahnya. Hao Dongdong, terpaksa “bekerja” dengan cara mengemis memakai kostum sapi. Orang-orang juga dapat “menungganginya” dengan biaya 5 yuan atau sekira Rp 11.500. Hal ini dia lakukan demi mengumpulkan uang untuk membiayai pengobatan ayahnya.
Ayahnya, Hao Xinli, mengidap penyakit tulang belakang ankylosing spondilitis yang menyebabkan dia mengalami lumpuh seluruh badan. Seperti dilansir lama Shanghaiist, Rabu, 30 September 2015, Xinli sebelumnya adalah petani yang pindah ke Hefei pada 2000. Semula ia berencana membuka toko retail karena punggungnya sering sakit sehingga dia tidak lagi mampu bekerja di ladang.
GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
EKSKLUSIF G30S 1965: Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit
Kisah Macan Podium Gerwani PKI yang Lupa Bulan September
Namun penyakitnya semakin parah setelah Xinli terjatuh saat berebut mengambil barang gratis dalam sebuah promosi di Kota Hefei. Insiden itu menyebabkan Xinli mengalami keretakan pada tulang belakang dan leher, sehingga menyebabkan tubuhnya lumpuh. Yang lebih menyedihkan, ibu Dongdong juga meninggalkan sang ayah karena tidak mampu menghadapi penderitaan yang dihadapi keluarganya.
Perbuatan ibunya itu menyebabkan Dongdong terpaksa mengambil alih tanggung jawab menjadi kepala keluarga dan harus meninggalkan sekolah serta bekerja siang dan malam untuk mendapatkan uang. Ia rela sering dituduh sebagai penipu oleh orang yang lalu lalang ketika meminta sedekah. Bahkan Dongdong pernah ditampar seorang pria mabuk yang menyangka dia mencoba untuk menipunya.
Menurut Dongdong, pedagang lokal juga sering menghalaunya karena menganggap dia akan memberikan nasib buruk kepada toko mereka. Meski sering diejek, hal itu tidak menghalangi Dongdong melanjutkan usahanya mengemis. Biasanya, dia berhasil mengumpulkan 400 yuan sehari. Ayahnya berharap suatu hari nanti dia dapat berjalan kembali dan tidak lagi membebani keluarga sehingga bisa menyekolahkan Dongdong.
SHANGHAIIST | YON DEMA
SALIM KANCIL DISETRUM DAN DIBUNUH
Kasus Salim Kancil, Polisi Dituding Bermain
Salim Kancil Mati Dibunuh, Mereka Diduga Bekingi Kepala Desa