TEMPO.CO, Kunduz - Afganistan memobilisasi militer untuk merebut kembali Kunduz sehari setelah pejuang Taliban memenangkan pertempuran di kota strategis sebelah utara tersebut. Kemenangan ini untuk pertama kalinya diraih Taliban sejak mereka jatuh dari kekuasaan pada 2001.
Pasukan keamanan Afganistan mundur dari lapangan terbang di kawasan terpencil dan meninggalkan Taliban yang secara efektif menguasai Kunduz setelah menyerbu kota tersebut. Taliban juga menguasai gedung-gedung pemerintahan serta membebaskan ratusan tahanan.
Sejumlah penduduk lokal mengatakan, mereka melihat mayat bergelimpangan di jalanan setelah perang sengit berlangsung beberapa jam pada Senin, 28 September 2015. Warga Kunduz terburu-buru meninggalkan kota tersebut di jalanan, sebagian menuju lapangan terbang.
Wakil Menteri Dalam Negeri Afganistan, Ayoub Salangi, mengatakan, pasukan keamanan siap mengambil alih kota. "Kami berjanji melakukan investigasi bagaimana Taliban bisa menguasai sebagian besar pusat kota urban untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 14 tahun," ucapnya.
Kejatuhan ibu kota provinsi itu menimbulkan kepanikan warga Kunduz sehingga mereka secepatnya meninggalkan kota, sekaligus menjadi pukulan telak bagi pasukan keamanan yang dilatih oleh Organisasi Pertahanan Atlantik utara (NATO).
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN