TEMPO.CO, Teheran - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan, Minggu, bahwa Arab Saudi harus meminta maaf atas tragedi saling desak dan injak yang menimpa jemaah haji di Kota Mina. Sedikitnya 769 jemaah tewas dalam kejadian itu, seperti dilaporkan Trust.org, 27 September 2015.
"Masalah ini tidak akan dilupakan dan negara-negara yang jemaahnya menjadi korban akan terus mengusut kejadian itu secara serius. Daripada menuduh ini dan itu, Arab Saudi harus bertanggung jawab dan meminta maaf kepada semua umat Islam dan keluarga korban," kata Ali Khamenei.
Kantor berita Fars, melaporkan Iran—negara muslim Syiah yang terlibat dalam serangkaian perang di negara-negara Arab yang menganut Sunni—mengklaim setidaknya 144 warganya menjadi korban dan lebih dari 300 warga Iran lainnya belum ditemukan, termasuk mantan duta besar untuk Libanon, Ghazanfar Roknabadi.
"Dunia Islam memiliki banyak pertanyaan. Kematian lebih dari seribu orang bukan masalah kecil. Negara-negara muslim harus berfokus pada ini," ujar Khamenei. Di tengah simpang siur soal jumlah korban yang mungkin tewas akibat tragedi itu, pejabat Iran menduga korban tewas lebih dari seribu orang.
Tragedi Mina terjadi saat dua kelompok besar peziarah bertabrakan di persimpangan jalan di Mina, beberapa kilometer sebelah timur dari Mekah, dalam perjalanan melakukan ritual melempar jumrah atau "merajam iblis" di Jamarat.
Iran telah memanggil pihak berwenang urusan haji Arab Saudi sebanyak tiga kali untuk meminta Riyadh menjalin kerja sama atas insiden itu. Dalam sambutannya di PBB, Sabtu, Presiden Iran Hassan Rouhani bahkan menuntut dilakukan penyelidikan. Parlemen Iran sudah berembuk untuk memutuskan cara negara itu menangani tragedi Mina.
TRTUST.ORG | MECHOS DE LAROCHA
BERITA MENARIK
Disebut Ahok Berotak Kelas Dua, Ini Reaksi Mengejutkan Jaya Suprana
Dilaporkan Tewas 30 Tahun Lalu, Wanita Ini Ternyata Hidup