TEMPO.CO, Jakarta - Partai oposisi Malaysia secara resmi mendeklarasikan berdirinya koalisi oposisi baru yang diberi nama Pakatan Harapan, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 22 September 2015.
Koalisi ini menggantikan koalisi Pakatan Rakyat, yang bubar karena perpecahan initernal. Koalisi baru ini terdiri atas PKR (Parti Keadilan Rakyat), DAP (Democratic Action Party), dan Amanah.
Dalam keterangan pers yang ditandatangani Presiden PKR Wan Azizah Ismail, Kepala Parlemen DAP Lim Kit Siang dan Presiden Amanah Mohamad Sabu, disebutkan bahwa koalisi ini mengusung nama pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, yang kini masih dipenjara, sebagai calon perdana menteri.
PAS (Partai Islam Se-Malaysia) dipastikan tak bergabung dalam koalisi baru ini dengan tidak tidak mengirimkan perwakilan ke pertemuan meja bundar, Selasa pagi, saat kesepakatan untuk membentuk koalisi baru diresmikan.
Namun Wan Azizah tampak masih berharap partai Islam itu akan bergabung. "Saya menyeru semua pihak oposisi untuk bergabung dengan kami dan menyelamatkan negara ini," katanya dalam konferensi pers setelah pertemuan tersebut. "Pakatan Harapan membuka keanggotaan kepada pihak yang bersedia mematuhi kerangka kebijakan umum koalisi."
PKR sudah mengundang PAS ke pertemuan itu serta mendapatkan jawaban "terima kasih" dan permintaan maaf atas ketidakmampuan partai Islam itu untuk hadir "pada saat ini". Selama beberapa minggu terakhir, beberapa pejabat PAS mengatakan partai mereka akan bersedia bekerja sama dengan PKR, tapi tidak dengan DAP dan Amanah.
Soal nominasi suaminya sebagai calon tunggal koalisi untuk posisi perdana menteri, Wan Azizah mengatakan, "Kami yakin bahwa Anwar Ibrahim adalah calon yang cocok untuk memperbaiki kesalahan" oleh Barisan Nasional dalam menjalankan pemerintahan.
FREE MALAYSIA TODAY | ABDUL MANAN