TEMPO.CO , Horgos: Aktivis kemanusiaan Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières/MSF) menambah tim medis setelah perbatasan Hungaria ditutup dan menyebabkan meningkatnya jumlah pengungsi yang terlantar di Serbia.
Karena kamp di Roszke, Hungaria kini kosong, tim MSF yang semula bertugas di sana dipindahkan untuk membantu tim di Horgos, Serbia.
Para pengungsi mulai menyeberang dari Serbia memasuki Kroasia, MSF juga telah mengirimkan tim untuk mengkaji situasi di perbatasan Serbia-Kroasia.
Setelah Hungaria menutup perbatasannya dengan Serbia, sekitar 5.000 orang berkumpul kemarin di daerah tak bertuan, yang terletak di antara dua garis perbatasan, diblokade oleh pagar yang didirikan pemerintah Hungaria.
Ribuan pengungsi terlantar di perbatasan Serbia-Hungaria. Mereka terus mencari jalan alternatif untuk mencapai Eropa karena tidak ada informasi yang disediakan polisi Hungaria tentang sampai kapan perbatasan ini akan tetap ditutup.
MSF membagikan tenda kepada para pengungsi dan berupaya untuk memastikan ada layanan medis 24 jam di perbatasan.
“Menutup perbatasan bukan solusi, hal ini hanya melempar permasalahan ke negara tetangga dan memaksa orang-orang untuk mengambil risiko lebih tinggi dan membuat perjalanan menjadi semakin sulit dan berdampak pada kesehatan mereka,” kata Ana de Lemos, koordinator proyek MSF dalam rilis yang diterima Tempo pada Sabtu, 19 September 2015.
Menurut Ana, selama konflik terus berlanjut di negara asal, orang-orang akan terus mencari cara untuk mengungsi. Mereka, katanya, akan terus mencari cara keluar, meskipun ada berbagai hambatan.
Kamp di Roszke, Hungaria, telah menjadi titik perbatasan bagi sekitar 2.000-4.000 orang setiap hari dalam beberapa minggu terakhir, namun kamp ini dikosongkan otoritas akhir pekan lalu hingga hari Senin.
Orang-orang dipindahkan dengan bus dan kemudian kereta menuju perbatasan Austria. Tim MSF bekerja sepanjang Minggu malam hingga Senin sampai kereta terakhir bertolak. Meski keadaannya sulit, tim dapat menangani sekitar 500 pengungsi, termasuk perempuan hamil, merawat luka-luka dan gangguan pernapasan.
Setelah kamp dan stasiun kereta kosong, tim MSF di Roszke menyeberangi perbatasan untuk mendukung tim di Serbia, yang telah membantu pengungsi di Subotica, Horgos, Belgrade dan Presevo sejak Desember 2014 dengan klinik berjalan dan bantuan darurat.
Selain merawat infeksi kulit dan pernapasan – akibat perjalanan dari Yunani dan Balkan – MSF juga menyediakan layanan kesehatan jiwa. Sebanyak 5072 konsultasi telah dilakukan di Serbia sejak aktivitas ini mulai berjalan akhir 2014 hingga 31 Agustus tahun ini.
Serbia belum mampu merawat kebutuhan mendesak para pengungsi dan imigran. Lima pusat pencari suaka di sana hanya mampu mengakomodasi hingga 1.000 orang pada saat yang bersamaan.
Sepanjang musim panas, otoritas ingin menambah kapasitas dan membangun tiga kamp tenda luar ruang di Presevo dan Miratovac di daerah selatan dan Kanjiza di utara, dengan kapasitas maksimum 1.200 orang.
NATALIA SANTI