TEMPO.CO, Jakarta - Ahmed Mohamed, 14 tahun, terpaksa merasakan diborgol polisi hanya karena jam yang dibuatnya terlihat seperti bom. Padahal dia membawa jam itu ke sekolah untuk diperlihatkan kepada gurunya di MacArthur High School, Irving, Texas, Amerika Serikat.
Namun, saat pelajaran bahasa Inggris berlangsung, sang guru curiga karena jam itu terlihat seperti bom rakitan dan berbunyi kecil. Siswa kelas tiga sekolah menengah pertama itu lalu dipanggil ke ruang kepala sekolah. Lima polisi berbadan besar kemudian menginterogasi dan membawa remaja tersebut ke pos polisi untuk dimintai keterangan dan diambil sidik jarinya.
"Mereka bilang, saya ditahan karena membuat bom bohongan dan membuat panik sekolah," ujar Mohamed, seperti dilansir Fortune, Kamis, 17 September 2015. (Lihat video Gara-gara Jam, Siswa SMA Dituduh Teroris)
Polisi berdalih, jam buatan Mohamed bisa saja dipungut dari lokasi lain. "Untuk apa benda ini dibuat? Secara sekilas terlihat seperti mesin yang sengaja ditinggal di bawah mobil atau kamar mandi," ujar juru bicara Irving Police Department, James McLellan.
Dalam foto yang beredar di sosial media, bocah berkacamata itu diborgol dengan tangan di belakang. Ia mengenakan kaus abu berlogo "NASA" dan celana jins hitam.
Keluarganya menyatakan Mohamed memang senang dengan hal-hal berbau teknologi. Ia juga sering membuat radio rakitan. "Anak saya ingin menjadi penemu," kata ayahnya, Elhassan Mohamed. "Tapi, karena namanya Mohamed dan kejadian 11 September yang baru diperingati, anak saya mendapat perlakuan buruk."
Penahanan Mohamed si bocah jenius ini menyentuh hati netizen. Mereka membuat tagar #IStandwithAhmed untuk memprotes penahanan tersebut.
INDRI MAULIDAR | FORTUNE | DALLAS NEWS