TEMPO.CO, Bangkok - Pemerintah Junta militer Thailand akhirnya membebaskan Pravit Rojanaphruk, wartawan senior dan kolumnis harian The Nation. Juru bicara junta Kolonel Winthai Suvaree mengkonfirmasi pembebasan Pravit Rojanaphruk dan dua politisi yang ditahan karena dianggap mengkritik pemerintah.
Salah satu politisi dibebaskan, mantan Menteri Energi Pichai Naripthaphan, mengumumkan pembebasannya melalui postingan Facebook dan Pravit melakukan hal yang sama di Twitter.
"Saya sudah dibebaskan oleh junta Thailand. Terima kasih kepada teman-teman, kolega dan pendukung. Ideologi saya masih utuh. Akan berbicara lagi nanti. #Thailand," Kata Pravit dalam kicauannya yang dilansir ABC News, Selasa 15 September 2015.
Penahanan terhadap Pravit telah menuai kritik dan kecaman, terutama dari organisasi Amnesty Internasional.
Pravit, penerima beasiswa Chevening untuk belajar di Universitas Oxford, adalah figur yang dikenal sebagai pejuang kebebasan berpendapat di negaranya. Pravit tak hanya mengkritik junta militer yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada tahun lalu. Ia juga mengkritik pemerintah sebelumnya yang terpilih melalui pemilu.
Ini adalah kedua kalinya Pravit ditahan oleh junta. Pravit sebelumnya ditahan pada 2014.
Pravit ditahan oleh junta militer pada Ahad, 13 September 2015, Pravit juga sempat mengunggah status pada akun Twitter-nya sekitar pukul 14.00 waktu setempat. "Freedom can't be maintained if we're not willing to defend it. #Thailand #," cuit Pravit.
Dua politikus yang ikut dibebaskan bersamanya ditahan dua hari sebelumnya, yakni pada Jumat, 11 September. Dua politikus ini ditahan setelah mengkritik junta dalam mengatasi masalah ekonomi.
Pichai dan Karun Hosakul adalah anggota dari partai Pheu Thai, partai besutan mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, yang dipaksa mundur oleh keputusan pengadilan sesaat sebelum kudeta tahun lalu. Sebuah kudeta militer tahun 2006 menggulingkan pemerintah kakaknya, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
ABC NEWS|YON DEMA