TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agama membantah tudingan tidak tanggap dalam memberikan informasi kepada keluarga korban jatuhnya crane di Masjidil Haram, Mekah. Kepala Subbagian Informasi Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Affan Rangkuty mengatakan pemerintah perlu waktu untuk memvalidkan data korban sebelum memberi tahu keluarga.
"Kami berhati-hati agar tidak mempublikasikan sesuatu yang tak berdasarkan data," kata Affan saat dihubungi, Ahad, 13 September 2015.
Sebelumnya, keluarga Isnaini Fadjariyah, 44 tahun, korban jatuhnya crane di Masjidil Haram asal Kabupaten Bangkalan mengaku kecewa terhadap Badan Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (BPIH). Mereka menilai BPIH lambat memberikan kabar bahwa anggota keluarganya menjadi salah satu korban jatuhnya crane.
"Saya tahu dari Internet. Seharusnya BPIH yang mengabari," kata Gina Nisrina, 19 tahun, putri korban, Sabtu, 12 September 2015.
Setelah tahu ibunya menjadi salah satu korban luka, Gina mengaku langsung menghubungi penyelenggara haji Indonesia di Arab Saudi untuk mendapat kepastian. "Tapi tidak ada kepastian sampai sekarang," ujarnya.
Affan menjelaskan, awalnya memang ada kesimpangsiuran data korban kecelakaan yang menyebar di Tanah Air. Rilis resmi pertama dari Kemenag pada Sabtu dinihari kemarin menyebut ada dua anggota jemaah haji asal Indonesia yang tewas dan 33 lain mengalami luka-luka. Namun sumber lain menyatakan korban tewas mencapai enam orang.
Pemerintah, tutur Affan, harus memeriksa kebenaran kabar itu lebih dulu yang dibuktikan dengan adanya certificate of death sebelum mengumumkan. Proses verifikasi berlangsung hingga Ahad dinihari dan akhirnya pemerintah membenarkan ada tujuh anggota jemaah dari Indonesia yang meninggal dunia. "Setelah keluar COD, baru kami bisa mengumumkan," kata Affan.
Jenazah korban akan dikebumikan hari ini di Mekah. Pemerintah akan melakukan badal haji bagi korban yang meninggal dunia tersebut. Badal haji berarti pemerintah akan menggantikan haji seseorang yang tak bisa menunaikan ibadahnya karena wafat sebelum wukuf.
Affan memastikan semua keluarga para korban, baik yang tewas maupun menderita luka, di Tanah Air telah dikabari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji melalui kantor wilayah Kementerian Agama di masing-masing kabupaten/kota.
Pemerintah juga menyediakan call center di +966543603154, agar pihak keluarga dapat menghubungi untuk menanyakan kabar anggota keluarganya yang sedang beribadah haji. "Menteri Agama sudah memerintahkan agar petugas melayani semua pertanyaan keluarga yang menelepon ke call center," ucap Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Ahda Barori.
Ahda memastikan semua keluarga para korban akan dihubungi kantor wilayah Kemenag. "Kalau keluarga tak punya sambungan telepon, petugas kami akan mendatangi langsung," ujar Ahda.
Sebuah crane berkapasitas 1.300 ton jatuh menimpa ratusan jemaah yang sedang menanti masuknya waktu salat magrib di Masjidil Haram, Jumat, 11 September 2015. Crane yang digunakan dalam proyek perluasan Masjidil Haram itu diduga jatuh akibat angin kencang yang melanda Mekah.
Sedikitnya 107 anggota jemaah haji dari berbagai negara tewas dalam peristiwa itu. Sedangkan ratusan lain mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.
Selain menewaskan tujuh orang asal Indonesia, 42 WNI mengalami luka-luka dan sedang dirawat di rumah sakit Arab Saudi. Berikut ini daftar korban tewas asal Indonesia:
1. Siti Rasti Darmini (JKS)
2. Masnauli Sijuadil Hasibuan (MES)
3. Painem Dalio Abdullah (MES)
4. Saparini Baharuddin Abdullah (MES)
5. Nurhayati Rasad Usman (PDG)
6. Ferry Mauludin Arifin (JKS)
7. Adang Joppy Lili juga (JKS)
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA | MUSTHOFA BISRI