TEMPO.CO, Tokyo - Jepang memerintahkan peningkatan keamanan kedutaan besarnya di seluruh dunia pada Jumat, 11 September 2015, menyusul ancaman Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia, Malaysia, dan Bosnia-Herzegovina.
Langkah itu diambil sekitar delapan bulan setelah ISIS mengaku memenggal kepala dua warga negara Jepang yang disandera di Suriah. Insiden penggal kepala ini memicu kekhawatiran di dalam negeri dan muncul berbagai kritik serta ketakutan negara di Pasifik ini untuk melakukan perang di luar negeri.
Juru bicara pemerintah, Yoshihide Suga, mengatakan, kepada wartawan di Tokyo, Jumat, 11 September 2015, keamanan perwakilan diplomatik Jepang di sekitar 200 negara akan diperketat. "Kami peduli pada ancaman dan bersedia bekerja dengan negara-negara sahabat untuk memperketat keamanan," dia mengucapkan. Yoshihide tidak merinci langkah lebih lanjut.
Erika Nakano, seorang juru bicara kedutaan besar Jepang di Jakarta, mengatakan, gedung kedutaan dan tempat bisnis dijaga sangat ketat. "Kami tidak ada masalah, hubungan kerja sama kami dengan kepolisian di Jakarta sangat baik. Semua itu bisa saya katakan kepada Anda," ujar Erika menjawab pertanyaan AFP.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN