TEMPO.CO, Karakas - Pengadilan Venezuela menghukum pemimpin oposisi terkemuka, Leopoldo Lopez, 13 tahun 9 bulan penjara.
Seperti dilansir BBC pada Jumat, 11 September 2015, hakim menyatakan ia bersalah karena menghasut massa dalam sebuah aksi protes pada 2014. Dalam unjuk rasa kelompok anti dan pro-pemerintah Venezuela itu, 43 orang dilaporkan tewas.
Pria 44 tahun itu telah ditahan di penjara militer sejak Februari 2014.
BBC mengatakan, sementara menunggu putusan pengadilan dibacakan, perkelahian pecah antara pendukung dan aktivis pro-pemerintah di luar gedung pengadilan di Karakas. "Salah satu dari kami menderita serangan jantung selama keributan," demikian dikatakan para pendukung Lopez.
Putusan pengadilan itu sendiri baru diungkapkan partai Lopez, Voluntad Populer (Partai Kehendak Rakyat), sebelum kemudian dikonfirmasi pengacaranya.
Tim pembela sebelumnya mengatakan ada kejanggalan dalam persidangan, di mana hakim mendengarkan kesaksian 138 saksi jaksa penuntut. Sementara itu, dari 50 saksi dan barang bukti yang diajukan, hakim hanya mendengarkan satu saksi dari pihak yang dituntut.
BBC, dalam laporannya, juga menggarisbawahi bahwa beberapa pemimpin oposisi lain masih ditahan. Hal ini membuat pemerintah AS dan PBB menyerukan pembebasan mereka.
Sebagaimana sikap AS dan PBB yang membela Lopez, para pengkritik memandang Lopez sebagai agen kepentingan asing yang ingin menggerogoti Venezuela, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Kritik utama terhadap Lopez adalah mengenai keterlibatannya pada 2002 dalam upaya kudeta yang gagal terhadap mendiang Presiden Hugo Chavez.
BBC.COM | MECHOS DE LAROCHA