TEMPO.CO , Jakarta - Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan akan membuka pintu bagi 20 ribu pengungsi Suriah. Tapi, kata dia, prioritas diberikan kepada anak-anak dan wanita.
Cameron juga menyatakan bahwa Inggris akan mengambil langsung para pengungsi dari kamp pengungsi perang di Timur Tengah. Sedangkan pengungsi yang ada di Eropa atau sedang dalam perjalanan memasuki Eropa secara ilegal tidak akan diambil oleh Inggris.
"Anggaran khusus perumahan dan bantuan makanan akan dialokasikan untuk menempatkan para pengungsi perang ini nantinya di Inggris," katanya, seperti dilansir Time, pada 8 September 2015.
Alasan Inggris menolak menerima pengungsi yang sudah berada di Eropa adalah mereka tidak ingin mendorong lebih banyak lagi pengungsi yang masuk secara ilegal. Mereka mengambil risiko membahayakan nyawa mereka sendiri dan masuk ke suatu negara melalui sindikat.
Proses membuka pintu kepada pengungsi perang Suriah untuk memasuki Inggris secara sah ini akan dilakukan dalam lima tahun dari sekarang.
Cameron menambahkan, Inggris akan mengadopsi konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang pengungsi untuk mengidentifikasi siapa saja yang harus diberi prioritas, anak-anak atau anak yatim.
"Pengungsi yang akan diterima masuk ke Inggris akan diberi visa khusus perlindungan kemanusiaan sampai lima tahun dengan pemerintah daerah akan membantu memberi bantuan keuangan dan tempat tinggal," ucapnya.
Sejauh ini, 160 ribu pengungsi sudah berada di seluruh Eropa untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan jauh dari ancaman perang.
TIME | YON DEMA