TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan belum kelar memperdebatkan bagaimana puluhan batu raksasa di situs Stonehenge, Inggris mampu dibuat manusia pada 3 ribu tahun lalu. Kini, mereka kembali menemukan hampir 100 batuan dari zaman monlitik di dekat Stonehenge.
Ratusan batu setinggi 4,5 meter berjajar membentuk garis lengkung. Para peneliti menyebut lokasi temuan ini di Durrington Walls sebagai "superhenge". Sebab, ukuran dan jumlah monumen kali ini lima kali lipat lebih banyak ketimbang situs Stonehenge. Peneliti memperkirakan, sekitar 4 ribu tahun lalu manusia dengan teknologi sederhana entah bagaimana berhasil membawa dan menegakkan batu-batu raksasa tersebut.
Baca Juga:
Penemuan itu merupakan buah kerja tim The Stonehenge Hidden Landscapes selama lima tahun terakhir. Tim berhasil mengenali lansekap ini tanpa proses penggalian karena menggunakan teknologi pencitraan geofisikal. Mereka menggunakan radar untuk mengenali potensi terpendam di suatu wilayah. Hingga kini, tim belum memutuskan kapan melakukan penggalian untuk membuka situs rasasa baru tersebut.
Para arkeologis percaya, situs ini merupakan monumen arkeologis terbesar yang pernah dibangun manusia. Vince Gaffney, Ketua peneliti dari Universitas Bradford mengatakan, "Saya kira tidak ada yang menyerupai temuan ini di manapun di dunia. Temuan ini benar-benar baru dan ukurannya luar biasa," ujarnya, seperti dikutip BBC.
Para peneliti memperkirakan, ratusan batu yang berdiri tegak itu merupakan tempat pemujaan. Mereka yakin, temuan ini akan mengubah cara manusia memandang sejarah. "Kerja tim Hidden Landscapes memunculkan pergeseran tidak terduga dalam pemahaman kita tentang zaman kuno," kata Arkeolog Nick Snashall.
Mereka menyebutkan, tim masih memerlukan banyak penelitian untuk membaca hubungan situs baru ini dengan Stonehenge. Sebab,keduanya memiliki perbedaan bentuk yang drastis.Jika situs baru ini membentuk garis lengkung, Stonehenge membentuk lingkaran.
BBC | GURUH RIYANTO