TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Tokoh oposisi Malaysia, Chua Tian Chang, diperiksa polisi gara-gara kaus yang dikenakannya dalam aksi demonstrasi Bersih 4 yang digelar pada akhir Agustus lalu. Aksi yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tersebut dihadiri sekitar 500 ribu orang. Sebagian besar mengenakan kaus berwarna kuning yang bertulisan Bersih 4. Ada pula yang mengenakan kaus warna kuning biasa.
“Kementerian Dalam Negeri mengharamkan kaus Bersih,” kata anggota parlemen yang juga Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat itu saat dihubungi Tempo, Senin, 7 September 2015. “Saya dituduh mengedarkan kaus tersebut,” ujar tokoh oposisi yang juga dikenal dengan nama Tian Chua tersebut.
Baca Juga:
Kaus berwarna kuning tersebut, menurut Tian Chua, telah dipakai sejak aksi Bersih pertama pada 2007. Pilihan warna kuning, selain dianggap sebagai warna netral dan warna kerajaan, juga menggambarkan gerakan yang kala itu menuntut pemilihan umum yang bersih.
Pada aksi pekan lalu, di punggung kaus itu tertulis empat tuntutan rakyat, yakni pemilihan umum bersih, kerajaan bersih, selamatkan ekonomi, dan hak berbeda pendapat. Kaus itu pada awalnya dicetak sekitar 15 ribu lembar dan dijual dengan harga 20 ringgit (sekitar Rp 65 ribu). Lantaran banyaknya peminat, banyak orang mencetaknya sendiri.
Menurut Tian Chua, larangan mengenakan kaus tersebut telah diumumkan sehari sebelum unjuk rasa. Kementerian Dalam Negeri menyatakan siapa saja yang mengenakan kaus tersebut dianggap melanggar undang-undang. Pelarangan itu bertujuan untuk menghentikan rencana aksi tersebut. Namun hal itu tidak menyurutkan langkah para aktivis dan pendukung gerakan Bersih 4 untuk mengenakan kaus tersebut.
Baca Juga:
“Rakyat tetap pakai dan jumlahnya ratusan ribu,” kata Tian Chua. Dia dipanggil kepolisian Dang Wangi, Kuala Lumpur untuk memberi keterangan. Dia dituduh telah mengedarkan barang-barang yang subversif.
Tian Chua menuturkan bahwa dia diperiksa selama sekitar 30 menit dan menghadapi 20-an pertanyaan. Tapi, dia memilih untuk diam. “Ini adalah upaya pemerintah yang sangat bodoh, sangat konyol,” katanya mengomentari pemeriksaan terhadap dirinya.
Aksi Bersih 4 dipicu oleh dugaan korupsi terhadap PM Najib. Pemimpin Malaysia itu dituduh menerima aliran dana puluhan juta dolar terkait dengan perusahaan dana investasi negara, 1Malaysian Development Berhad. Najib berulang kali membantah tuduhan itu. Langkah Najib mengganti wakil perdana menteri dan mencopot sejumlah pejabat menambah kental dugaan keterlibatannya.
NATALIA SANTI