TEMPO.CO, Bangkok - Seorang wartawan Australia dan rekannya, reporter asal Thailand, telah dibebaskan dari tuduhan pencemaran nama baik, setelah mereka dilaporkan menuding beberapa pejabat di Angkatan Laut Thailand terlibat dalam perdagangan manusia.
Keduanya adalah Alan Morison dan Chutima Sidasathian, yang bekerja untuk situs berita Phuketwan, yang berbasis di pulau wisata Thailand, Phuket.
Mereka sebelumnya terancam menghadapi hukuman penjara setelah mengutip sebuah laporan khusus Reuters pada 2013 tentang perdagangan manusia, yang kemudian meraih hadiah Pulitzer.
Kutipan itu menyebutkan bahwa seorang pelaku perdagangan manusia yang tidak diketahui namanya mengatakan petugas Angkatan Laut Thailand tertentu telah mengambil keuntungan dari praktek penyelundupan orang.
Pada Selasa pagi waktu setempat, pengadilan di Phuket telah membebaskan kedua wartawan itu dari tuduhan pencemaran nama baik dan melanggar Kejahatan Undang-Undang Komputer. Demikian laporan BBC seperti dikutip Time, Selasa, 1 September 2015.
Meskipun wartawan Reuters dan kedua wartawan tersebut tidak mendapat hukuman, sejumlah pihak menuding Angkatan Laut secara sengaja telah berusaha memberangus praktek kebebasan pers, terutama untuk media-media kecil.
Atas keputusan ini, Reuters menyebutkan, "Kami sangat senang pada vonis pengadilan dalam kasus hari ini dan Reuters sepenuh hati mendukung prinsip-prinsip pers yang bebas."
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA