TEMPO.CO, Teheran - Seorang diplomat senior Iran pada Selasa mengatakan bahwa kesepakatan nuklir dengan AS akan berlaku bagi seluruh wilayah, termasuk Arab Saudi.
"Jika hanya (negara) itu memiliki peran yang konstruktif". Demikian berita ilansir dari laman Middle East Monitor, 26 Agustus.
"Peran negatif yang dimainkan oleh Arab Saudi merugikan ngara itu dan telah serius mengancam keamanan dan pembangunan berkelanjutan di wilayah ini," ujar Asisten Menteri Luar Negeri untuk Arab dan Afrika Hussain Abdullahyan.
"Namun, kita menerima dialog dan kerja sama dengan Arab Saudi demi perdamaian, keamanan dan kesejahteraan kawasan."
Dia menyarankan bahwa penggunaan secara terus-menerus kekerasan terhadap Yaman tidak akan mengakhiri krisis di Timur Tengah, tetapi mengarah ke ekspansi dan penyebaran terorisme.
"Situasi di Yaman membutuhkan solusi politik," tambah Abdullahyan, "dan semua pihak harus terlibat."
Arab Saudi, sebagaimana dikutip dari Press TV.ir, dikatakan telah melancarkan serangan militer terhadap Yaman pada 26 Maret - tanpa mandat PBB - dalam upaya untuk melemahkan gerakan Houthi Ansarullah Yaman dan mengembalikan kekuasaan negara ke buronan mantan Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi, sekutu setia Riyadh.
Lebih dari 4.300 dilaporkan telah tewas dalam konflik Yaman.
Sementara itu, Iran dan kelompok negara P5 + 1 - Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Cina dan Jerman -diketahui telah selesai menandatangani teks perjanjian nuklir yang disebut Aksi Rencana Komprehensif Rencana (JCPOA) di Wina, Austria, pada 14 Juli.
Di bawah JCPOA itu, pembatasan akan diberlakukan pada kegiatan nuklir Iran dengan imbalan, antara lain, penghapusan semua larangan ekonomi dan keuangan, terhadap negara republik Islam tersebut.
MECHOS DE LAROCHA| PREES TV.IR | MIDDLE EAST MONITOR |