TEMPO.CO, San Jose - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P. Marsudi menekankan pentingnya konektivititas udara, laut, institusi, dan media dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Luar Negeri ke-7 Forum East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC) yang digelar di San Jose, Kosta Rika, Jumat, 21 Agustus 2015.
“Ini saatnya FEALAC melihat Samudera Pasifik bukan memisahkan, melainkan menghubungkan kedua kawasan, sehingga potensi ini harus dimanfaatkan untuk membawa kemakmuran bagi masyarakat kedua kawasan,” kata Menlu RI dalam pertemuan yang dihadiri oleh para Menteri Luar negeri dan Delegasi dari 36 negara anggota FEALAC tersebut.
Menurutnya, konektivitas digital dan ICT menjadi kunci komunikasi dalam mengatasi masalah jarak antara kedua kawasan.
Selain itu, Menlu Retno juga mendorong penguatan sistem transportasi maritim dan udara yang efisien, pembangunan infrastruktur maritim dan kerja sama udara dengan penerbangan langsung atau code sharing.
Penguatan konektivitas tersebut diharapkan akan mempelancar pergerakan manusia, barang dan jasa.
Potensi FEALAC dengan jumlah penduduk kedua kawasan mewakili hampir 40 persen penduduk dunia, 33 persen dari total perdagangan global, dan 35 persen dari total GDP dunia menjadi target Indonesia untuk memperkuat kehadiran produk Indonesia pada pasar non-tradisional di kawasan Amerika Latin tersebut.
Indonesia akan memanfaatkan posisi sebagai Ketua Working Group on Trade, Investment, Tourism and MSMEs untuk mendukung rencana pencapaian tersebut.
Selain konektivitas, Indonesia juga mendukung pembangunan jejaring pengusaha kecil dan menengah antara kedua kawasan, penguatan kerja sama Selatan-Selatan, kerja sama triangular dan peningkatan kemitraan sektor swasta dan sektor pemerintah.
Indonesia mengusulkan kiranya FEALAC dapat membuat database peraturan perdagangan negara sebagai penunjang upaya peningkatan perdagangan.
Menlu Retno juga menggunakan kesempatan pertemuan ini untuk mendorong kerja sama dalam penanganan masalah kejahatan terorganisir transnasional (Transnational Organized Crime/TCO) dengan membentuk jejaring, pertukaran informasi dan data, berbagi pengalaman, dan peningkatan kapasitas.
FEALAC diharapkan dapat memprioritaskan pembentukan jejaring antara penegak hukum dari negara-negara anggota, terutama kejahatan perdagangan obat terlarang.
Menlu Retno juga mendorong bagi penguatan kerja sama untuk penanganan bencana alam.
Pertemuan FEALAC menghasilkan San Jose Declaration yang berisi antara lain kesepakatan untuk memperkuat konektivitas kawasan Asia Timur dan Amerika Latin, memberantas kemiskinan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
Pertemuan juga telah mengeluarkan pernyataan bersama untuk menunjukkan belasungkawa dan solidaritas atas ledakan bom yang melanda distrik Ratchaprasong, Bangkok, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Indonesia juga akan menyelenggarakan Indonesia-FEALAC Youth Conference di Bandung pada 18-22 September 2015 dan pertemuan kedua World Culture Forum di Bali pada September 2016.
Di sela-sela PTM ke-7 FEALAC, Menteri Retno juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kosta Rika, El Salvador, Uruguay, dan Panama untuk membahas peningkatan kerja sama bilateral.
NATALIA SANTI