TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Cina membantah kematian ribuan ikan di dekat lokasi industri terkait dengan bencana ledakan kimia pekan lalu di Tianjin yang menewaskan sedikitnya 114 orang.
Foto yang menunjukkan permukaan Sungai Hai dipenuhi ribuan ikan mati tersebar di situs media sosial, Kamis, 20 Agustus 2015. Hal itu menambah kekhawatiran bahwa militer gagal membersihkan dan mencegah kebocoran bahan kimia dari lokasi ledakan.
Pejabat Cina mengatakan sekitar 40 jenis bahan kimia telah disimpan di gudang di pusat ledakan termasuk amonium nitrat dan sejumlah besar natrium sianida.
Namun, Xinhua, kantor berita resmi Cina, mengatakan tidak ada sianida beracun yang ditemukan di sungai selama tes pada Kamis sore. "Ikan ditemukan enam kilometer di sekitar lokasi ledakan," kata Xinhua dalam laporannya dikutip dari The Guardian, 21 Agustus 2015.
Deng Xiaowen, kepala pusat pemantauan lingkungan Tianjin, bersumpah untuk menyelidiki kematian ikan. Tetapi dia mengklaim bahwa ikan di wilayah tersebut bisa saja mati di musim panas dalam jumlah besar karena kualitas air yang buruk.
"Ketika suhu naik, oksigen akan menguap dan ikan bisa mati karena hipoksia," katanya seperti dikutip oleh Global Times dilansir dari laman The Guardian.
"Setelah penyebab kematian yang tepat ditemukan, itu akan diumumkan kepada masyarakat segera," tambah Deng.
The Guardian, Jumat, melaporkan bahwa satu pekan setelah bencana, tim militer masih berjuang untuk dekontaminasi daerah ledakan.
"Saluran air dikatakan telah diisi dengan semen, dan wilayah ledakan telah dipasang cover pembatas untuk menghentikan air yang terkontaminasi merembes keluar ke laut," lapor Xinhua dikutip The Guardian.
Wen Wurui, kepala lingkungan Tianjin, membantah bahan kimia yang tumpah akan secara signifikan mempengaruhi kesehatan manusia, tetapi tetap mengantisipasi kemungkinan tersebut. "Kita tidak bisa mengatakan kapan pekerjaan pembersihan di pusat ledakan akan selesai," katanya kepada media pemerintah.
THE GUARDIAN | MECHOS DE LAROCHA