TEMPO.CO, Seoul - Sumber militer Korea Selatan menyebutkan, Korea Utara telah menembaki unit militer Korea Selatan di seksi barat perbatasan kedua Korea. "Tembakan tersebut dibalas oleh Korea Selatan."
Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam keterangannya kepada media massa, Kamis, 20 Agustus 2015, mengatakan, pasukan militernya mendeteksi sebuah proyektil dari Korea Utara, yang diduga adalah roket yang masuk ke dalam kawasan Yeonchon, Korea Selatan.
Kementerian juga mengatakan, setelah insiden tersebut, militer Korea Selatan membalas dengan menembakkan puluhan artileri 155 milimeter ke titik pusat tembakan di Utara. "Militer kami melakukan pemantauan dan menyaksikan gerakan militer Korea Utara terus menerus dari dekat," Kementerian berujar.
Kantor berita pemerintah Korea Selatan, Yonhap, menjelaskan bahwa Seoul akan meminta Dewan Keamanan Nasional melakukan sidang guna membahas masalah penembakan tersebut.
Wartawan Al Jazeera, Harry Fawcett, melaporkan dari Seoul, menurut keterangan sejumlah pejabat, sasaran penembakan proyektil itu bagian dari propaganda di perbatasan dan terdeteksi pada pukul 03.53 petang waktu setempat atau 06.52 GMT.
"Panglima Angkatan Bersenjata Korea Selatan belum lama ini mengatakan bahwa pasukannya di perbatasan tidak akan ragu merespons setiap provokasi dari Korea Utara," Fawcett berkata.
Pada 4 Agustus 2015, dua serdadu Korea Selatan luka serius akibat terkena ledakan ranjau darat di bagian selatan daerah zona bebas militer. Insiden tersebut menyebabkan keduanya kehilangan tungkainya.
Fawcett mengatakan, menanggapi peristiwa ranjau darat tersebut, Korea Selatan memulai kembali menggunakan pengeras suara untuk propaganda anti-Pyongyang. Ini sebagai langkah pembalasan.
"Korea Utara membalas aksi serupa yakni mulai melakukan kampanye yang sama dan mengatakan bahwa mereka akan menjadikan bangsa Korea Selatan sebagai sasaran propaganda dengan pengeras suara," Fawcett menerangkan.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN