TEMPO.CO, Manila - Dua anggota Penjaga Pantai Filipina yang disandera tiga bulan lalu oleh Abu Sayyaf - kelompok militan berafiliasi dengan al Qaeda - telah kabur dari tahanan selama serangan oleh pasukan komando AS di sebuah pulau terpencil di wilayah selatan dekat kota Indanan pulau Jolo, Filipina. Seorang juru bicara militer Filipina Kapten Antonio Bulao mengatakan kepada media, Kamis, 20 Agustus 2015.
"Mereka berada di sini bersama kami dan sedang makan sekarang," kata Bulao kepada wartawan melalui telepon dari sebuah pangkalan militer di Jolo seperti dikutip dari Trust.org, 20 Agustus 2015. "Mereka berada dalam semangat tinggi tetapi lelah setelah bersembunyi sepanjang malam sebelum mereka ditemukan hari ini."
Bulao menambahkan bahwa empat sandera lainnya, termasuk dua pengusaha dari Malaysia dan Korea Selatan, yang ditempatkan di lokasi yang sama belum diketahui keberadaannya.
"Kami tidak bisa memastikan jika empat tawanan lainnya mampu lari dari para pemberontak," katanya. Ia menambahkan serangan pasukannya di Jolo adalah untuk membebaskan semua sandera. Termasuk warga negara Malaysia, Belanda dan Jepang, dan akan terus berlangsung. "Perintah dari kantor pusat adalah untuk menyelamatkan mereka semua."
Bulao menyebutkan bahwa pasukan keamanan telah menewaskan 15 anggota kelompok Abu Sayyaf pada Rabu, 19 Agustus 2015 selama operasi penyelamatan tersebut, dan dua pengawal itu dikatakan mengambil kesempatan dari situasi yang serba kacau selama baku tembak terjadi.
Kelompok Abu Sayyaf telah dipersalahkan atas sejumlah serangan bom di wilayah selatan, selain penculikan untuk uang tebusan dan pemenggalan tawanan. Para pemberontak yang dipimpin oleh Yasser Igasan, dipercaya memiliki hubungan dekat dengan Al Qaeda.
Sejak 2002, kelompok kecil militer AS telah melatih pasukan Filipina dalam memerangi Abu Sayyaf dan dua kelompok militan lainnya - Pejuang Bangsamoro Islamic Freedom dan satu kelompok kecil yang mengklaim berafiliasi dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
TRUST.ORG | MECHOS DE LAROCHA