TEMPO.CO , Jakarta: Sebuah kebun binatang di Nanning, Guangxi Cina, telah mengadopsi seorang bayi kobra Cina berkepala dua. Kobra Cina tersebut baru-baru ini ditemukan oleh seorang peternak ular di peternakannya.
Ular tersebut memiliki dua otak tetapi hanya ada satu sistem pencernaan. Dan untuk sementar,a makhluk itu telah bertahan selama lebih dari 10 hari dan menolak untuk makan atau minum.
Ular ini memiliki panjang 20 sentimeter, berat hanya 50 gram, dan 15 gram lebih ringan dari berat kobra pada umumnya disaat masa pertumbuhan.
Petugas di Zoo Nanning kini tengah menyerukan bantuan spesialis dari seluruh dunia untuk memberi masukan bagaimana merawat ular tersebut.
Petugas kebun binatang, Li Keqi, mengatakan dia tidak pernah menemukan ular berkepala dua sejak ia mulai bekerja pada 2007 dan percaya bahwa perubahan suhu dan kelembaban selama inkubasi mungkin telah mengakibatkan terjadinya mutasi langka tersebut.
"Ular itu telah hidup selama 10 hari sekarang. Selama waktu ini, kulitnya sudah berubah sekali," kata Li Keqi, seperti yang dilansir Shanghaiist, Rabu, 12 Agustus 2015.
Kedua kepala ular itu dapat bergerak secara independen dan bahkan bahkan kadang-kadang mencoba untuk menyerang satu sama lain. Li mengatakan ini adalah karena kobra biasanya bergerak membentuk huruf "S", sehingga dua kepala yang terikat saling bersaing untuk mendapatkan cara masing-masing.
Kobra Cina mampu tumbuh dengan panjang sekitar 1,2 meter. Tapi karyawan di kebun binatang tidak yakin apakah ini akan hidup kecuali mulai makan dan minum sendiri.
Saat ini, penjaga kebun binatang menggunakan pakan buatan untuk menjaga hewan itu untuk tetap hidup, meskipun mereka mengatakan metode ini tidak berkelanjutan.
SHANGHAIIST | YON DEMA