TEMPO.CO, Ankara - Turki tidak memiliki rencana mengerahkan pasukan darat di Suriah guna bertempur melawan Negara islam Irak dansuriah (ISIS), meskipun opsi tersebut tetap ada di meja. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki, Mevult Cavusoglu dalam sebuah wawancara di televisi, Kamis, 13 Agustus 2015.
"Sekarang ini tidak ada operasi di darat tetapi di masa yang akan datang kebutuhan itu bisa saja diperlukan guna melawan ISIS. Ini pandangan pribadi saya," ucap Cavusoglu kepada HaberTurk TV.
Pernyataan itu disampaikan setelah Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menolak kesepakatan antara Washington dan ankara mengenai perluasan zona aman di utara Suriah.
Wakil Menteri Luar Negeri Turki, Feridun Sinirlioglu, meneangkan bahwa kedua negara telah sepakat menciptakan sebuah kawasan patroli di sepanjang 98 kilometer oleh negara-negara barat pendukung Angkatan Bersenjata Pembebasan Suriah (FSA).
Sementara itu, untuk pertama kalinya jet tempur F-16 Amerika Serikat melakukan gempuran udara terhadap basis pertahanan ISIS di Suriah melalui wilayah Turki pada Rabu, 12 Agustus 2015. "Serangan udara ini sifatnya terbtas," kata Pentagon.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN