TEMPO.CO, Bagdad - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas ledakan truk yang menghantam pasar padat pengunjung di Distrik Sadr, Bagdad, Kamis pagi, 13 Agustus 2015, waktu setempat.
Menurut pejabat keamanan dan sumber medis, ledakan bom tersebut menyebabkan setidaknya 76 orang meninggal dan melukai 200 korban lainnya.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan secara online, kelompok militan muslim Sunni ini mengatakan serangan bom itu sengaja menyasar angkatan bersenjata dan milisi yang berjuang di sekitar kawasan Syiah.
Mengenai jumlah korban, pejabat kepolisian Irak mengatakan kepada Associated Press bahwa setidaknya 54 orang tewas akibat bom truk tersebut. Dua pejabat kepolisian lainnya menjelaskan, bom truk itu meledak di Pasar Jamila di distrik padat, Sadr, Bagdad.
"Pada Kamis pagi, pasar dalam keadaan padat pengunjung. Mereka datang dari beberapa provinsi untuk menyetok makanan buat akhir pekan," kata salah seorang petugas kepolisian yang tak bersedia menyebutkan namanya.
Menyaksikan kejadian mematikan tersebut, warga komunitas Syiah langsung berhamburan menuju pasar guna membantu para korban, memasukkan jenazah ke kantong mayat, dan mengirimkan korban luka ke rumah sakit terdekat dengan ambulans atau mobil pribadi.
Tiga petugas rumah sakit yang bersedia menyebutkan identitasnya membenarkan bahwa mereka menerima sejumlah korban tewas akibat ledakan bom.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN