TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 12 warga negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK) Al Aman terdampar di Somalia. Kapal ikan Al Aman, berbendera Korea dan dioperasikan perusahaan Yaman, kandas di Pantai El Merina, perairan Somalia, Selasa, 4 Agustus 2015.
Dari 32 ABK, 12 di antaranya WNI, termasuk kapten kapal, sisanya warga negara Vietnam dan Kenya. Kedutaan Besar RI (KBRI) di Nairobi, Kenya, berhasil menghubungi salah seorang ABK melalui telepon satelit pada Rabu, 5 Agustus 2015.
“Kami memperoleh info bahwa kondisi seluruh ABK baik akan tetapi pemilik kapal dan operator tidak memiliki contigency plan yang jelas," kata Yoshi Iskandar, koordinator tim perlindungan WNI di KBRI Nairobi, yang selama ini menangani berbagai kasus ABK di sekitar perairan Somalia dalam rilis Direktorat Perlindungan WNI dan BHI yang diterima Tempo, Sabtu, 8 Agustus 2015.
Sesuai arahan Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Tim Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri dan KBRI Nairobi untuk segera melakukan upaya paralel untuk menyelamatkan para ABK.
"KBRI Nairobi diminta lakukan koordinasi dengan Kepolisian Provinsi Puntland di Somalia untuk melakukan evakuasi ke bandara terdekat dan teraman. Kami juga melakukan koordinasi pasukan maritim gabungan (combined maritime forces/CMF) yang melakukan patroli reguler di perairan Somalia, serta kantor PBB untuk Penanggulangan Narkoba dan Tindak Pidana (UNODC)," papar Yoshi.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Muhammad Iqbal juga telah memanggil Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2015. Dalam pertemuan itu, Iqbal menyampaikan permintaan kepada pemerintah Korea mendesak pemilik kapal mengupayakan penyelamatan seluruh ABK, memindahkan ke tempat aman, memulangkan mereka, dan memenuhi hak-haknya.
“Kemlu RI juga meminta Kedubes Korea untuk berkoordinasi dengan pasukan maritim gabungan CMF karena Korea adalah anggota CMF dan memiliki satu kapal perang yang beroperasi di perairan Somalia,” kata Iqbal dalam rilisnya.
Hingga kemarin, Kepolisian Puntland, Somalia, sudah berhasil mencapai lokasi kandas kapal. Namun belum bisa melakukan evakuasi karena medan yang sangat berat.
Pada saat yang sama KBRI terus lakukan koordinasi dengan pihak-pihak lain yang terkait dan terus berkomunikasi dengan WNI yang masih berada di atas kapal.
NATALIA SANTI