TEMPO.CO, Washington - Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Arab Saudi Robert Jordan mengatakan dalam sebuah wawancara pekan ini bahwa setelah peristiwa serangan 11 September 2001, yang dikenal sebagai 9/11, Raja Salman --kini raja Arab Saudi-- bersikeras kepadanya bahwa intelijen Israel, Mossad, bertanggung jawab atas serangan itu.
Menurut Robert, salah satu panggilan telpon pertama setelah terjadi serangan itu adalah dari Pangeran Salman, saat itu Gubernur Riyadh yang kini adalah raja Arab Saudi. Respons Salman sangat tegas soal serangan itu dengan mengatakan, "Ini tidak mungkin (dilakukan warga) Saudi. Kami tidak mungkin melakukan ini," kata Robert, mengutip percakapannya dengan Salman, dalam wawancara dengan Fareed Zakaria dari CNN.
"Ini adalah plot Israel. Mossad yang melakukan ini," kata Robert mengutip pernyataan Salman saat itu.
"Saya punya informasi sama dari menteri dalam negeri, Pangeran [Mohammed bin] Nayef," tambah Robert. "Saya akhirnya harus membawa penjelasan singkat CIA dan menunjukkan kepada beberapa pangeran ini beberapa bukti yang meyakinkan bahwa, memang, adalah warga Saudi yang menjadi pembajak pesawat."
Jordan melanjutkan dengan mengatakan bahwa ia melihat orang-orang Saudi menyangkal fakta bahwa 15 dari 19 pembajak pesawat itu berasal dari negara mereka. Serangan 9/11, dengan menggunakan pesawat komersial sebagai rudalnya, menewaskan sekitar 3.000 orang.
Menurut Robert, Saudi akhirnya mengubah posisi mereka setelah al-Qaida melakukan pengeboman terhadap tiga komplek perumahan di bagian Barat negara itu, Mei 2003. Al-Qaida adalah organisasi yang dituding Amerika berada di balik serangan 9/11.
"Pada saat itu, Putra Mahkota Abdullah mengatakan kepada saya bahwa ia mengerti bahwa mereka memiliki masalah, mereka akan segera mengambil tindakan untuk menangkap atau membunuh para penyerang dan memperlakukan secara keras siapa saja yang memberi mereka kenyamanan atau bantuan atau bahkan mencoba untuk membenarkan apa yang mereka lakukan," kata Robert mengutip Abdullah.
Dalam buku barunya, Inside Saudi Arabia Following 9/11, Robert menulis bahwa masalah Palestina adalah yang sering menjadi "sumber kemarahan orang Arab Saudi yang diarahkan pada saya." "Amerika harus bisa mengatasi ini, kata mereka kepada saya," tambah Robert.
THE JERUSALEM POST | ABDUL MANAN