TEMPO.CO, Conakry - Vaksin Ebola yang dikembangkan dalam waktu singkat dilaporkan terbukti sangat efektif melawan virus mematikan itu dalam percobaan di Guinea. Saat ini dikatakan vaksin itu bisa digunakan untuk membantu mengakhiri wabah penyakit mematikan yang menyebar di Afrika Barat.
Temuan itu diungkapkan tim peneliti pada Jumat, 31 Juli 2015, seperti yang dilansir laman Trust.org. Jeremy Farrar, spesialis penyakit menular terkemuka dan direktur Wellcome Trust, yang membantu mendanai penelian serta percobaan, menggambarkan hasilnya sebagai sesuatu yang luar biasa.
Menurut Farrar, uji coba ini berani menggunakan desain yang sangat inovatif dan pragmatis, yang memungkinkan tim di Guinea untuk menilai vaksin ini di tengah-tengah epidemi. "Harapan kami vaksin ini akan membantu mengakhiri wabah ini dan akan tersedia untuk masa depan yang tak terhindar dari wabah Ebola."
Sementara Bertrand Draguez, direktur medis dari organisasi Dokter tanpa Batas (MSF), yang telah memimpin perang melawan Ebola di Afrika Barat, mengatakan: "Untuk pertama kalinya ada prospek alat yang bisa melindungi kehidupan dan memberhentikan rantai penularan," ujarnya.
Hasil percobaan, yang menguji vaksin Merck dan VSV-ZEBOV NewLink Genetika pada lebih dari 4.000 orang yang telah melakukan kontak dengan penderita Ebola telah dikonfirmasi, menunjukkan bahwa efek vaksin memberi perlindungan 100 persen selama 10 hari pada mereka yang diimunisasi.
Hasil uji secara online diterbitkan di jurnal medis The Lancet, Jumat. Para peneliti mengatakan mereka menunjukkan vaksin bisa "sangat manjur dalam mencegah penyakit virus Ebola". Lebih dari 11.200 orang dilaporkan telah meninggal akibat Ebola sejak wabah itu mulai muncul di Guinea pada Desember 2013.
TRUST.ORG | MECHOS DE LAROCHA