TEMPO.CO, Damaskus - Seorang koresponden televisi terkemuka Libanon tewas ketika melakukan tugas jurnalistik di tengah kecamuk perang di ibu kota Suriah, Damaskus.
LBC TV dalam laporannya mengatakan wartawan berkebangsaan Suriah, Thaer Ajlani, tewas pada Senin, 27 Juli 2015 ketika meliput pertempuran di kawasan sekitar Jobar, Damaskus. "Dia menyaksikan perang di daerah yang amat tegang itu dari dekat."
Adapun kantor berita Suriah dan organisasi pemerhati hak asasi manusia berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan Ajlani juga bekerja untuk stasiun radio FM Sham di Damaskus.
Pada acara breaking news, televisi pemerintah Suriah melaporkan, "Jurnalis Pasukan Pertahanan Nasional Thaer al-Ajlani meninggal ketika dia sedang meliput konflik bersenjata di kawasan Jobar."
Jobar adalah sebuah kawasan di Damaskus yang hampir seluruh wilayahnya dikuasai oleh sejumlah kelompok pemberontak, termasuk Al-Qaeda Suriah afiliasi dari Al-Nusra Front.
Kantor berita resmi milik pemerintah SANA juga melaporkan kematian Ajlani yang meninggal ketika melakukan reportase untuk stasiun radio FM Sham mengenai pertempuran antara pasukan pemerintah dengan kaum takfiri. Pemerintah menyebut esktrimis Sunni adalah kaum takfiri alias organisasi teroris.
Selain bekerja untuk televisi Libanon dan radio FM Sham, Ajlani juga seorang koresponden koran Al-Watan yang dikenal dekat dengan pemerintah Suriah. Ajlani muncul terakhir di depan publik pada Senin, 27 Juli 2015 melalui akun Facebook dan Twitter. Dia menulis, "Pasukan Suriah melakukan serangan dengan roket terhadap posisi kelompok pemberontak Faylaq al-Rahman di sebelah timur Damaskus."
Menurut Observatory, Ajlani secara rutin menempel terhadap pasukan rezim, NDF, dan Hizbullah dalam berbagai pertempuran.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN