TEMPO.CO, Ankara - Turki melancarkan gempuran udara ke posisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah menyusul serangan bom bunuh diri oleh sekelompok militan yang diduga simpatisan ISIS di Suruc.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan kantor Perdana Menteri Ahmet Davutoglu, tiga jet tempur F-16 yang diterbangkan dari Pangkalan Udara Diyarbakir membombardir tiga sasaran ISIS sebelum pukul 04.00 waktu setempat, Jumat, 24 Juli 2015.
"Empat ledakan bom menghantam dua markas besar ISIS dan satu aula," bunyi pernyataan Perdana Menteri.
Sementara itu, kepolisian antiteror Turki menyerbu lokasi lebih dari seratus anggota ISIS, kaum Kurdi, dan kelompok bersenjata kiri dalam sebuah operasi di Istanbul pada Jumat dinihari, 24 Juli 2015, waktu setempat.
Pada operasi keamanan tersebut, salah seorang anggota Front Partai Pembebasan Rakyat Revolusioner Marxis (DHKP/C) tewas dalam adu tembak dengan pasukan kepolisian yang melakukan operasi di Bagcilar di Istanbul. Penyerbuan yang melibatkan 5.000 petugas kepolisian dan sejumlah helikopter ini dilakukan terhadap 26 distrik kota.
Serangan udara dan penyerbuan terhadap posisi ISIS dilakukan sesaat setelah pejabat keamanan Amerika Serikat mengatakan Ankara telah sepakat memberikan izin jet tempur AS melancarkan gempuran udara terhadap ISIS dari pangkalan militer Incirlik, dekat perbatasan Suriah.
Keputusan itu disampaikan Kamis, 23 Juli 2015, sehari setelah ada kontak telepon antara Presiden Barack Obama dan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Turki saat ini dihadapkan pada ancaman keamanan di sepanjang 900 kilometer wilayah perbatasannya dengan Suriah.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN