TEMPO.CO, Pyongyang - Kesepakatan nuklir Iran yang dicapai bersama negara-negara maju pekan lalu ternyata tidak mengusik Korea Utara. Berkat kesepakatan tersebut, sanksi terhadap Iran kemungkinan besar akan dicabut.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Selasa, 21 Juli 2015 dalam pernyataan resminya menyatakan tidak tertarik dengan dialog model Iran-Amerika Serikat untuk menyerahkan kemampuan nuklir negara mereka.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa program nuklir Korea Utara merupakan "pencegahan penting" terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang selalu memusuhi Pyongyang.
"Tak logis membandingkan situasi kami dengan perjanjian nuklir Iran karena kami selalu mengalami provokasi militer dari Amerika, termasuk latihan militer besar-besaran bersama (Korea Selatan)," kata Pyongyang seperti dilansir Reuters, Selasa, 21 Juli 2015.
"Kami tidak berminat sama sekali pada dialog yang secara sepihak akan membekukan atau menyerahkan nuklir kami. Kami jelas adalah negara berkekuatan nuklir dan negara-negara nuklir dunia memiliki kepentingannya sendiri," ujar pernyataan itu.
Amerika Serikat dan negara pemilik nuklir lainnya tidak mengakui Korea Utara sebagai negara nuklir, sehingga mendesak negeri komunis itu untuk menyerahkan nuklirnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, pekan lalu, Amerika Serikat dan lima negara besar dikatakan telah membuat kesepakatan bersejarah dengan Iran yang akan membatasi kemampuan nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.
Kesepakatan dengan Iran tersebut dianggap sebagai kemenangan politik besar bagi Presiden AS Barack Obama, yang telah lama berjanji untuk menjangkau musuh-musuh bebuyutan Amerika, salah satunya, Korea Utara.
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA