TEMPO.CO, Hrabove - Warga desa Ukraina, tempat pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di Ukraina Timur dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur memperingati satu tahun insiden nahas tersebut, Jumat, 17 Juli 2015.
Upacara digelar di tengah meningkatnya polemik soal siapa yang bertanggung jawab menembak pesawat. Pemerintah Ukraina dan negara-negara Barat yakin bahwa pesawat jatuh akibat rudal yang ditembakkan oleh pemberontak atau pasukan Rusia. Sebaliknya, pemberontak dan Rusia menyatakan pesawat dihantam rudal dari Ukraina atau dari pesawat milik pemerintah Ukraina.
Tanpa mengindahkan polemik tersebut, warga desa Hrabove, Ukraina, tempat jatuhnya pesawat berpenumpang 298 orang tersebut berziarah ke lokasi kecelakaan.
Seperti dilaporkan NBC News, warga desa dengan membawa rangkaian bunga berkumpul di gereja sebelum berarak menuju lokasi . Upacara itu diselenggarakan oleh para pemimpin lokal, dan pemberontak separatis yang menguasai wilayah tersebut. Rencananya dalam upacara akan dibangun sebuah batu kecil dengan plakat di lokasi kecelakaan.
Sementara itu di Canberra, Perdana Menteri Australia Tony Abbott meresmikan monumen bertuliskan nama-nama 38 warga negaranya yang menjadi korban insiden MH 17. Plakat dibangun di atas tanah yang dibawa seorang petugas polisi dari Ukraina.
"Dia tahu bahwa tempat di mana MH17 beristirahat dengan tenang adalah suci dan potongannya harus kembali ke Australia," kata Abbott menghargai apa yang dilakukan sang polisi.
"Itu adalah tindakan yang manusiawi dan terhormat. Kebalikan dengan kebiadaban yang menjatuhkan pesawat," ujar Abbott menambahkan.
Australia, Belgia, Malaysia, Belanda, dan Ukraina telah meminta Dewan Keamanan PBB membentuk pengadilan pidana internasional untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab menembak jatuh pesawat. Langkah tersebut ditolak Rusia, yang memiliki hak veto di DK PBB.
NBC NEWS | MECHOS DE LAROCHA