TEMPO.CO, Milan - Hacking Team Italia, perusahaan yang membuat perangkat lunak (software) pengawasan yang digunakan oleh pemerintah untuk mengawasi internet, tampaknya menjadi korban peretasan dalam skala besar, Senin 6 Juli 2015.
Perusahaan berbasis di Milan, yang menggambarkan dirinya sebagai pembuat software pencegatan yang digunakan oleh polisi dan intelijen di seluruh dunia, selama ini dituduh oleh pegiat anti-telah pengintaian menjual alat-alat pengintaian ke pemerintah yang memiliki catatan hak asasi manusia yang buruk.
Hacking Team menemukan akun Twitter-nya dibajak pada hari Senin dan digunakan oleh hacker untuk melepaskan lebih dari 400 gigabyte dokumen internal perusahaan, korespondensi email, password karyawan, dan kode sumber yang mendasari produk-produknya.
Salah satu aktivis hak privasi Amerika Serikat memuji publikasi dari dokumen yang dicuri dari Hacking Team itu sebagai "transparansi laporan terbaik yang pernah dilakukan," sementara aktivis digital lainnya menyebut pengungkapan itu sebagai hadiah Natal pada bulan Juli untuk kampanye anti-pengintaian.
Di antara dokumen yang diterbitkan oleh hacker tak dikenal itu adalah lembaran yang dimaksudkan untuk menunjukkan klien aktif dan tidak aktif dari perusahaan itu pada akhir 2014.
Yang tercantum di dalamnya termasuk lembaga kepolisian di beberapa negara Eropa, Drug Enforcement Administration (DEA) FBI di Amerika Serikat, serta polisi dan organisasi keamanan negara di negara-negara dengan catatan pelanggaran hak asasi manusia yang buruk, termasuk Mesir, Ethiopia, Kazakhstan, Maroko, Nigeria, Arab Saudi dan Sudan.
NBC NEWS | ABDUL MANAN