Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sunatan Massal, 14 Remaja di Afrika Selatan Meninggal

image-gnews
Masyarakat desa Bukusu mengawal dua anak laki-laki yang akan mengikuti ritual untuk di sunat di Bungoma, Kenya 9 Agustus 2014. Untuk menjadi pria dewasa, warga Bukusu menyunatkan anaknya dengan secara adat tanpa bantuan medis. REUTERS
Masyarakat desa Bukusu mengawal dua anak laki-laki yang akan mengikuti ritual untuk di sunat di Bungoma, Kenya 9 Agustus 2014. Untuk menjadi pria dewasa, warga Bukusu menyunatkan anaknya dengan secara adat tanpa bantuan medis. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Johannesburg - Tradisi sunatan massal di Provinsi Cape Timur, Afrika Selatan, Ahad, 5 Juli 2015, menelan korban jiwa 14 remaja, dan 141 lainnya luka-luka. Menurut otoritas setempat, korban menderita karena dehidrasi, luka-luka, radang, dan cedera di bagian penisnya.

"Sebanyak 14 remaja meninggal dan 141 luka-luka, mereka dilarikan ke sejumlah rumah sakit," kata Juru bicara Kementerian Kesehatan, Sizwe Kupelo, kepada kantor berita AFP. Dia melanjutkan, sembilan korban sedang menunggu penyambungan penis.

Ritual sunatan massal ini dilakukan oleh remaja sebagai pertanda menuju dewasa yang biasanya dilakukan dalam sebuah upacara tradisional selama dua hingga empat pekan untuk mengukur kekuatan fisik mereka.

Selama upacara berlangsung, para remaja itu mempertaruhkan nyawanya. Setiap tahun, ritual ini merenggut nyawa remaja laki-laki. "Kematian selalu ada," kata Juru bicara Kementerian Urusan Tradisi di Cape Timur, Mamkeli Ngam.

Menurut laporan sejumlah media, sebanyak 41 ribu remaja laki-laki Cape Timur -salah satu provinsi di Afrika Selatan yang paling berpengaruh- telah mengikuti tradisi sunatan massal pada tahun lalu.

Khitanan massal di Afrika Selatan dapat mendatangkan keuntungan bagi panitia pelaksana, mereka bisa meraup sekitar US$ 120 (sekitar Rp 1,6 juta) per kegiatan, namun sebaliknya bagi anak-anak mereka tak dapat hasil sama sekali. Mereka justru kerap diperlakukan kasar dan tak mendapatkan makanan dari panitia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Juni 2015, kepolisian Afrika Selatan menyelamatkan 11 remaja laki-laki dari pemaksaan kegiatan sunatan massal setelah orang tua mereka melaporkan anak-anak mereka diambil dari jalanan agar ikut serta dalam kegiatan sunatan massal.

AHRAM | CHOIRUL AMINUDDIN



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ajaib, Jenazah Wanita Afrika Selatan Melahirkan Bayi

22 Januari 2018

Ilustrasi bayi tidur bersama ibunya. dailymail.co.uk
Ajaib, Jenazah Wanita Afrika Selatan Melahirkan Bayi

Seorang wanita hamil di Afrika Selatan yang meninggal dunia saat kandungannya berusia 9 bulan dilaporkan melahirkan bayinya 10 hari kemudian.


Warga Desa Ini Ketakutan Domba Lahir Bertubuh Mirip Manusia

23 Juni 2017

Anak domba mati setelah lahir yang menyerupai manusia. dailymail.co.uk
Warga Desa Ini Ketakutan Domba Lahir Bertubuh Mirip Manusia

Seekor domba lahir dengan tubuh bagian atas mirip manusia sehingga membuat gempar ribuan warga desa Lady Frere di Afrika Selatan.


Saham Terguncang, Presiden Afrika Selatan Pecat Menteri Keuangan

31 Maret 2017

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma. AP/Themba Hadebe
Saham Terguncang, Presiden Afrika Selatan Pecat Menteri Keuangan

Di pasar valuta asing, nilai mata uang Rand Afrika Selatan dikabarkan turun hingga lima persen.


Ahmed Kathrada, Aktivis Anti-Apartheid Afrika Selatan, Wafat

28 Maret 2017

Nelson Mandela (tengah) dikelilingi putrinya, Zindzi (kiri) dan mantan tapol, Ahmed Kathrada. REUTERS/Debbie Yazbek/Nelson Mandela Foundation
Ahmed Kathrada, Aktivis Anti-Apartheid Afrika Selatan, Wafat

Aktivis anti-apartheid Afrika Selatan, Ahmed Kathrada, yang pernah dipenjara selama 26 tahun bersama Nelson Mandela, meninggal Selasa pagi, 28 Maret 2017.


Atap Rumah Sakit Jebol, Lima Orang Terperangkap Runtuhan

3 Maret 2017

Atap sebuah bangunan jebol akibat terjangan badai Katie di London, Inggris, 28 Maret 2016. Terjangan badai Katie mengakibatkan listrik di 2.000 rumah padam. twitter.com
Atap Rumah Sakit Jebol, Lima Orang Terperangkap Runtuhan

Sebanyak 2 pasien, 2 pekerja konstruksi, dan 1 staf rumah sakit berhasil diselamatkan serta hanya luka ringan.


Sentimen Anti-Imigran Memanas di Afrika Selatan

28 Februari 2017

Warga negara asing saat bentrok dengan pengunjuk rasa anti-imigran di barat Pretoria. .aljazeera.com
Sentimen Anti-Imigran Memanas di Afrika Selatan

Sentimen anti-imigran kembali merebak di Afrika Selatan. Rumah imigran dibakar, terjadi penjarahan hingga ancaman.


Nyata dan Sadis, Remaja Ini Dipaksa Masuk Peti Mati, Lalu...  

8 November 2016

Seorang pria kulit hitam dipaksa masuk ke dalam peti untuk diumpankan untuk ular. youtube.com
Nyata dan Sadis, Remaja Ini Dipaksa Masuk Peti Mati, Lalu...  

Seorang tanpa rasa iba terus menekan tubuh dan kepala remaja dengan menggunakan penutup peti mati.


Istri Kaget Lihat 'Anaconda' Suaminya, Bulan Madu pun Batal  

12 Oktober 2016

Ilustrasi wanita terkejut. Shutterstock.com
Istri Kaget Lihat 'Anaconda' Suaminya, Bulan Madu pun Batal  

Seorang wanita yang baru menikah terkejut ketika untuk pertama kali melihat organ intim milik suaminya.


Bocah 6 Tahun Tewas Saat Melindungi Ibunya dari Pemerkosa  

20 Agustus 2016

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Vigilantcitizen.com
Bocah 6 Tahun Tewas Saat Melindungi Ibunya dari Pemerkosa  

Bocah laki-laki berusia 6 tahun tewas setelah berusaha mencoba menghentikan seorang pria yang akan memperkosa ibunya.


Nelson Mandela Napi Paling Terkenal di Dunia, Dibui 27 Tahun

16 Mei 2016

Nelson Mandela memperingati pergantian milenium di bekas selnya di Pulau Robben, 31 Desember 1999. REUTERS/Mike Hutchings
Nelson Mandela Napi Paling Terkenal di Dunia, Dibui 27 Tahun

Nelson Mandela adalah Presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan. Mantan agen CIA mengaku CIA di balik pemenjaraan Mandela selama 27 tahun.