TEMPO.CO, Seoul - Peneliti asal Korea Utara yang hanya diketahui nama depannya, Lee, pernah bekerja untuk pusat penelitian mikrobiologi di Ganggye, Korea Utara, di dekat perbatasan Cina. Namun, seperti yang dilaporkan kantor berita Korea Selatan, Yonhap, 6 Juni 2015, Lee menyeberang ke Korea Selatan.
Berdasarkan penuturan kelompok pendukung hak asasi manusia di Korea Utara, Lee, 47 tahun, terbang ke Finlandia melalui Filipina karena merasa “skeptis atas penelitiannya”. Lee membawa sejenis penyimpanan data elektronik yang berisi 15 gigabita informasi uji coba senjata kimia dan biologi terhadap manusia.
Lee berencana memberikan testimoni kepada parlemen Eropa pada akhir Juli 2015 untuk mengemukakan pelanggaran yang dilakukan pemerintahan Kim Jong-un terhadap rakyatnya sendiri. Selama ini sebetulnya banyak laporan yang mengindikasikan ilmuwan Korut menggunakan manusia sebagai bahan uji coba senjata mereka.
Berita Kasus Angeline
Hotman Paris: Keluarga Miskin yang Dilawan Hotma Sitompoel
Tragedi Angeline: Margriet Acungkan Parang ke Penghuni Kos
Im Cheon-yeong misalnya. Im, anggota pasukan khusus Korut, menyeberang pada pertengahan 1990-an. Dalam pelariannya, ia menceritakan kepada intelijen Korea Selatan bahwa mereka menggunakan anak-anak yang cacat mental dan fisik sebagai bahan uji coba senjata dalam latihan.
"Jika ingin lulus dari akademi, kami harus belajar cara membuat bingung musuh tanpa membuka kedok pasukan kami, membunuh dengan diam-diam, menggunakan senjata kimia, dan lainnya," ujar Im dalam sebuah wawancara pada 2014. "Setelah itu baru kami dianggap menguasai 'teknik lapangan'.
"Untuk menguji senjata kimia dan biologi, kami butuh 'obyek',” tuturnya. "Awalnya, mereka mencobanya pada tikus, lalu menunjukkan kepada kami bagaimana tikus-tikus itu mati. Kemudian kami melihat para instruktur mencobanya pada manusia hingga tewas. Saya melihatnya dengan mata saya sendiri."
Im mengatakan uji coba tersebut dilakukan setidaknya oleh tiga fasilitas militer, termasuk satu yang terletak di penjara tahanan politik dekat Kota Hyanghari. Bakteri antraks merupakan bahan yang paling sering diujicobakan bersama 40 jenis senjata kimia lain yang dikembangkan oleh Korut.
Berita Menarik:
VIDEO: Mengharukan, Istri Pilot Hercules Bersimpuh di Pusara
Astaga, Pria Ini Nikahi Bocah 6 Tahun
Benarkah Penyakit Ini yang Membuat Hitler Jadi Brutal?
Pada Februari, intelijen Korsel memperingatkan bahwa Pyongyang telah meningkatkan level pengembangan senjata biologi dan kimia dengan sedikitnya 12 kali percobaan berskala besar tahun lalu. "Jelas sekali latihan tersebut persiapan serangan biokimia," ucap pejabat Korsel kepada surat kabar Chosun Ilbo. "Kami percaya itu bisa mengakibatkan ancaman nyata."
Sebuah laporan pada 2014 yang dilansir oleh 38 North, sebuah situs web yang dioperasikan US-Korea Institute di John Hopkins School of Advanced International Studies, menyatakan Korut mengerahkan seluruh sumber daya utama yang ada untuk mengembangkan senjata kimianya.
Berdasarkan testimoni prajurit Korut yang telah membelot, Korut mampu menghasilkan 4.500 ton bahan kimia per tahun dengan kapasitas hingga 12 ribu per tahun. Bahan kimia yang Korut produksi meliputi hidrogen sianida, fosgen, sarin, tabun, klorin, dan sejumlah bahan dari kelompok gas mustard.
Dalam penelitian itu, mantan tahanan dan penjaga menyebutkan senjata biologi tadi juga pernah diujicobakan kepada tahanan politik di lokasi kamp khusus. Korut juga dilaporkan menyuplai senjata maupun teknologi kimia kepada Mesir, Iran, Libya, dan Suriah sejak 1990-an.
Testimoni Lee kepada parlemen Eropa nanti akan sangat penting menyusul agenda investigasi PBB terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan Korut. "Komunitas internasional akan mengumpulkan data dan, jika bisa, memverifikasi eksperimen tersebut pernah dilakukan, baru bisa dianggap melanggar hukum kemanusiaan internasional," ucap Daniel Pinkston, analis The International Crisis Group di Seoul, kepada Telegraph.
"Setelah itu kami akan menyerahkannya kepada komunitas internasional untuk mencegah ini terjadi lagi, menghentikan program tersebut, dan menangkap semua yang bertanggung jawab," kata Daniel.
Meski Korut sudah dijatuhi sanksi oleh PBB, masih belum jelas langkah yang diambil terkait dengan penggunaan manusia dalam uji coba senjata kimia dan biologi negara itu.
THE TELEGRAPH | BINTORO AGUNG S.
Berita Terpopuler
Inilah Kisah Bocah yang Diduga Dianiaya, Digergaji Ibunya
Mulai Agustus, WNI ke Luar Negeri Wajib Daftar Online
Bangga Siksa Kucing, Karyawan Bank di Sidoarjo Dibuatkan Petisi
Mendadak, Darmin Nasution Terlihat di Kantor Jokowi