TEMPO.CO, Caracas - Venezuela menghadapi prospek kekurangan minuman bir karena para pekerja di pabrik bir terbesar di negara tersebut melakukan mogok nasional.
Serikat buruh pabrik bir menyatakan bahwa pembayaran gaji adalah akar dari persoalan yang terjadi. "Perusahaan sudah menunda kontrak kolektif selama lebih dari 20 bulan dan perusahaan juga menolak untuk mengakui serikat buruh kami," kata juru bicara serikat buruh, Jose Rojas, kepada kantor berita Reuters.
Serikat buruh yang diyakini sebagai pendukung Presiden Nicolas Maduro itu memaksa penutupan pabrik bir Polar setelah terjadi sengketa pembayaran gaji buruh pabrik. Perusahaan bir Polar adalah penghasil sekitar 80 persen bir di Venezuela. Akibat aksi mogok serikat pekerja, setengah dari pabrik itu sekarang ditutup, sementara sisanya tetap berusaha memproduksi dalam jumlah yang semakin menurun.
Pada sengketa sebelumnya, pemerintah mengancam akan menasionalisasikan perusahaan bir Polar.
Pekerja yang melakukan protes berasal dari pabrik Polar di Caracas dan Anzoategui, serta di 16 pusat distribusi yang menyebar di seluruh negeri.
Venezuela memiliki kontrol yang ketat terhadap biaya produk makanan dan kebersihan untuk menjamin bahwa orang miskin mampu memenuhi kebutuhan barang-barang dasar. Namun beberapa analis mengatakan bahwa kontrol ini berkontribusi terhadap bahaya kekurangan bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Selama setahun terakhir, BBC menuliskan, telah terjadi kekurangan susu, kertas toilet, dan obat-obatan di Venezuela.
BBC.COM | MECHOS DE LAROCHA