TEMPO.CO, London – “Badan intelijen sinyal Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), menyadap komunikasi dua Menteri Keuangan Prancis dan mengumpulkan informasi tentang kontrak ekspor Prancis, perdagangan, dan pembicaraan anggaran,” demikian laporan terbaru WikiLeaks.
WikiLeaks, seperti dilansir Guardian edisi 30 Juni 2015, menyatakan bahwa para menteri yang jadi sasaran penyadapan adalah François Baroin dan Pierre Moscovici. Keduanya memimpin Kementerian Keuangan Prancis tahun 2011 dan 2014.
Tuduhan itu, yang diterbitkan bersama oleh surat kabar Libération dan outlet online Mediapart, keluar seminggu setelah WikiLeaks melaporkan bahwa NSA telah memata-matai tiga Presiden Prancis dari setidaknya 2006 sampai Mei 2012. Kabar penyadapan presiden ini mendorong Prancis mengajukan protes ke Washington.
WikiLeaks menyatakan dalam sebuah dokumen tahun 2002, dan diperbarui pada 2012, bahwa NSA telah meminta dinas intelijen dari Australia, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru untuk mengumpulkan informasi tentang usul kontrak ekspor Prancis senilai lebih dari US$ 200 juta pada sejumlah sektor. Termasuk telekomunikasi, listrik, nuklir energi, transportasi, dan kesehatan.
Tidak ada perusahaan Prancis tertentu yang disebutkan dalam dokumen WikiLeaks.
Dokumen lain juga menunjukkan adanya ringkasan panggilan telepon antara Moscovici, yang kini menjabat sebagai komisaris ekonomi untuk Uni Eropa, dan seorang senator Sosialis. Dalam pembicaraan itu, mereka membahas lemahnya ekonomi Prancis dan negosiasi anggaran yang sedang berlangsung.
Dalam tweet pada 24 Juni, ketika dugaan NSA memata-matai Presiden Prancis terungkap ke publik, Moscovici mengatakan ia terkejut menjadi sasaran pengintaian dan akan meminta penjelasan dari pihak berwenang di Amerika. "Itu tindakan yang tidak dapat diterima sebagai sesama sekutu dan kolega," cuitnya di Twitter saat itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis menolak mengomentari kabar ini.
GUARDIAN | ABDUL MANAN