TEMPO.CO, Jakarta - Setelah persiapan selama berminggu-minggu, ujian Baccalaureat dimulai di Prancis. Baccalaureat adalah ujian akhir nasional untuk semua pelajar sekolah menengah atas, sebelum mereka masuk universitas.
Sekitar 684 ribu siswa mulai mengikuti ujian ini, yang berlangsung 17-24 Juni 2015. Mata pelajaran pertama yang mereka hadapi adalah filsafat.
Ya, para siswa akan menghadapi berbagai soal, seperti "Menghormati semua manusia, apakah itu kewajiban moral?" atau "Harusnya orang melakukan apa saja agar bahagia?"
Selama empat jam siswa harus menulis esai pendek untuk menjawab pertanyaan itu. Alternatifnya, siswa dapat mengomentari karangan beberapa filsuf. Yang tahun ini terpilih adalah Pengetahuan Obyektif karya Karl Popper, Hukum-hukum Pengarahan Pikiran karya Rene Descartes, dan Kondisi Manusia Modern karya Hannah Arendt.
Prancis adalah satu-satunya negara di dunia yang mewajibkan ujian nasional filsafat untuk semua pelajar SMA. Mark Sherringham, inspektur pendidikan nasional Prancis, mengatakan tujuan utama masuknya filsafat dalam pendidikan menengah adalah "mengembangkan kapasitas refleksi pribadi," katanya kepada France 24.
"Pencarian refleksi pribadi" ini adalah tujuan utama sistem pendidikan Prancis. Sistem pendidikan di sana, yang sudah berlangsung ratusan tahun, menegaskan bahwa sekolah tidak melatih orang untuk mendapat pekerjaan, tapi melatih orang untuk menjadi warga negara, yang akan menentukan nasib negeri ini pada masa depan.
Prancis bukan satu-satunya negara yang memperkenalkan filsafat di tingkat sekolah menengah. Italia, misalnya, mengajarkan “sejarah ide” kepada pelajar, sedangkan Spanyol mengajarkan “sejarah filsafat”. Jerman, Swiss, dan Swedia termasuk negara yang punya kurikulum mirip.
Belajar filsafat sudah diwajibkan di SMA Prancis sejak 1808, tradisi yang diwariskan dari para filsuf Abad Pencerahan. Pelajaran itu bertujuan menghasilkan “warga negara yang tercerahkan”, yang mampu berpikir kritis.
RFI | FRANCE 24 | IWANK