Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tikus-tikus Pintar Ini Jinakkan 17.500 Ranjau Darat

image-gnews
Seekor tikus dilatih untuk mengendus ranjau darat mematikan di Afrika. mirror.co.uk
Seekor tikus dilatih untuk mengendus ranjau darat mematikan di Afrika. mirror.co.uk
Iklan

TEMPO.CO , Morogoro: Sebuah organisasi nirlaba di Afrika, APOPO, melatih lebih dari 100 ekor tikus untuk mengendus ranjau darat. Binatang pengerat itu saban hari harus melahap latihan di lapangan seluas setengah lapangan bola voli dalam waktu 20 menit.

Menurut APOPO, latihan tersebut demi menyelamatkan ribuan nyawa manusia di seluruh wilayah Afrika. Sampai sejauh ini, APOPO telah melatih sekitar 140 ekor tikus di pusat penelitian di Tanzania. Hasilnya, seluruh tikus yang terlatih disebarkan ke sejumlah negara di Afrika antara lain Angola dan Mozambik.

"Tikus-tikus itu berhasil menjinakkan 17.500 ranjau darat," ujar APOPO.

Proses latihannya membutuhkan waktu selama sembilan bulan dengan biaya 4.200 pounds atau setara dengan Rp 88 juta per ekor dan tikus dilatih pada usia enam minggu. Latihannya menggunakan kombinasi suara dan makananan kesukaannya, biasanya kacang dan pisang.

Tikus memiliki kelebihan daya ciumnya sangat sensitif sehingga bisa mendeteksi sasaran TNT, bahan peledak yang biasanya digunakan untuk amunisi ranjau darat. Ketika hewan ini mencium TNT, mereka akan menggaruk tanah selama dua atau tiga detik sebagai pertanda ada indikasi ranjau, sehingga petugas bisa meledakkan ranjau tersebut.

Tikus-tikus yang disapih oleh induknya akan dilatih untuk bersosialisai dengan manusia agar lebih nyaman, tidak takut dengan orang. Pada saat latihan sudah selesai, tikus sudah dewasa dan bisa mendapatkan tugas mengendus ranjau.

Apa yang membuat tikus-tikus ini cocok untuk pekerjaan yang membahayakan? Tikus dipilih karena memiliki berat badan lebih rendah ketimbang manusia, sehingga tidak bisa meledakkan ranjau darat jika dia menginjak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk meledakkan ranjau dibutuhkan rata-rata benda seberat 5 kilogram, sedangkan tikus ini berat badannya tidak lebih dari 1,5 kilogram sehingga tidak pernah ada tikus mati akibat menginjak ranjau.

Tikus juga harganya murah, demikian juga biaya perawatan, makan dan tahan terhadap penyakit tropis. Itu berarti lebih efektif melatih tikus daripada melatih manusia.

APOPO mengoperasikan tikus-tikus terlatih di Mozambik dan markas besar lembaga ini di Morogoro, Tanzania, karena kedua kawasan ini memiliki iklim tropis. Pelatih melengkapi tikus dengan pelapis antimatahri karena binatang ini sensitif dengan cahaya surya sekaligus mencegah dari kanker kulit. Setelah tikus dianggap selesai masa tugasnya, maka dia dilepas di alam bebas.

Timothy Edwards, Kepala Pelatihan dan Riset Perilaku di APOPO mengatakan, "Banyak orang tidak menyadari pekerjaan menakjubkan dari seekor tikus. Ketika orang belajar dari karya ini, kesan mereka dari tikus adalah dia seekor hama."

MIRROR | CHOIRUL AMINUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

27 Januari 2021

Duta Besar Lana Marks bersama Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa setelah menyerahkan surat kepercayaannya kepada Presiden, 28 Januari 2020.[za.usembassy.gov]
Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa meminta vaksin Covid-19 dibagikan merata ke seluruh negara di dunia


Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

18 Desember 2020

Seorang wanita berpose dengan mengenakan masker berbahan kain yang senada warna pada topinya, di tengah pandemi wabah Virus Corona di Lagos, Nigeria, 13 Mei 2020. REUTERS/Temilade Adelaja
Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

Wabah virus corona di wilayah Afrika barat dan tengah mengkhawatirkan mengingat banyak negara yang tak mampu membeli vaksin virus corona.


WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

30 November 2020

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

WHO mengingatkan angka kematian akibat penyakit malaria bisa melampaui kematian karena virus corona di kawasan Afrika.


Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

9 Oktober 2020

Ilustrasi gajah afrika. Reuters
Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

Gajah Afrika bernama Sophi sempat mengalami penurunan kondisi selama beberapa hari sebelum mati.


Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

26 Juli 2020

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

Banyak jenis nyamuk menggigit beragam jenis hewan, tapi beberapa hanya suka manusia dan tidak ada yang tahu kenapa hingga kini.


Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

6 Juli 2020

Presiden Botswana Mokgweetsi Masisi telah mencabut larangan berburu binatang besar, termasuk gajah selama lima tahun. Musim perburuan pun agak terkendali pada bulan April kemarin seiring dengan adanya pembatasan perjalanan karena pandemi virus Corona. PHOTOGRAPHS OBTAINED BY REUTERS/Handout via REUTERS
Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

Hampir 400 gajah mati dalam 2 bulan. Konservasionis mengkritik lambannya pemerintah Botswana bertindak atas bencana yang dialami gajah di negeri itu.


Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

15 Juni 2020

Massa turun ke jalan di Zurich, Swiss, memprotes tewasnya pria kulit hitam George Floyd oleh polisi kulit putih di Amerika. Swiss Info/ Keystone / Ennio Leanza
Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

Negara-negara Afrika diwakili Burkina Faso dan 600 organisasi HAM serta keluarga korban mendesak Dewan HAM PBB membahas rasisme sistematis di AS.


54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

15 Juni 2020

Ketua DPR Nancy Pelosi bersama beberapa anggota Kongres AS dari Partai Demokrat berlutut di gedung Kongres AS, Washington, AS, Senin, 8 Juni 2020. Aksi Nancy Pelosi bersama sejumlah tokoh Partai Demokrat itu dilakukan untuk memberikan penghormatan kepada George Floyd. REUTERS/Jonathan Ernst
54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

Dubes Burkina Faso meminta Dewan HAM PBB membahas sikap rasisme sistematis dan kekerasan polisi pasca tewasnya George Floyd.


Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

10 Juni 2020

Cecil Rodhes, pengusaha asal Inggris yang mendapat kekayaan dari pertambangan di Afrika. Sumber: en.wikipedia.org
Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

Unjuk rasa anti-rasisme di Amerika Serikat telah menyebar ke Inggris. Demonstran meminta patung Cecil Rhodes dicopot.


Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

24 Mei 2020

Warga mengantre panjang untuk membeli bahan makanan di toko Pick n Pay, menjelang diberlakukannya lockdown selama 21 hari, sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona di Johannesburg, Afrika Selatan, 24 Maret 2020. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

WHO mencatat virus corona Covid-19 telah menyebar ke setiap negara di Afrika sejak kasus pertama dikonfirmasi di benua itu 14 minggu lalu. Tapi ...